Luhut: Pertahanan Cyber Indonesia Lemah
jpnn.com - JAKARTA-Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan melihat perlunya kesiapan Indonesia menghadapi serangan cyber. Pasalnya, terjadi peningkatan serangan terhadap sistem dunia maya di tanah air.
Disebutkan Luhut, tindak kriminal ini mayoritas menyerang sistem berbasis teknologi informasi dan membuatnya berhenti bekerja. Presentasenya meningkat 33 persen pada 2015, jika dibandingkan dengan serangan pada 2014.
Dengan kenyataan tersebut, Indonesia kini masuk daftar negara darurat cyber. "Indonesia mengalami banyak serangan cyber dan kita tidak memiliki pertahanan cyber yang terkoordinasi untuk itu," ujar Menteri Luhut di Jakarta, Jumat (3/6).
Di tengah-tengah kondisi Indonesia yang ingin mengedepankan efektifitas melalui sistem berbasis TI, serangan cyber sangat membahayakan. Data keuangan terkait bisnis e-commerce jadi sasaran empuk predator cyber. Oleh karenanya, Indonesia memerlukan Badan Cyber Nasional (BCN) untuk mempertahankan informasi di negara ini.
Sementara itu, Ketua Desk Cyberspace Nasional Kemenkopolhukam Agus Barnas mengungkapkan, belum ada titik temu dari kementerian dan lembaga terkait atas pembentukan BCN. "Berbagai polemik muncul terkait butuh atau tidaknya badan baru tersebut," tuturnya.
Adapun data dari Bank Indonesia menggambarkan urgensi pembuatan BCN. Aktivitas kejahatan dalam bentuk penyalahgunaan jaringan meningkat 66,7 persen pada 2015 lalu. Pencurian data dari kolom password login menjadi sasaran utama tindak kriminal ini. Selain itu, manipulasi data keuangan yang terafiliasi dengan transaksi elektronik atau e-money juga disasar pelaku. (adn/dil/jpnn)