Lulus SMK Dapat Sertifikat Ahli
Siap Berkompetisi di Era MEA 2015jpnn.com - JAKARTA - Lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) tahun depan patut berbangga. Sebab, setelah lulus dari bangku sekolah, mereka langsung diberi sertifikat keahlian oleh pemerintah. Dengan demikian, mereka bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang bebas masuk Indonesia.
Kondisi itu, berlaku karena Kemendikbud menjalankan regulasi baru untuk lulusan SMK. Mulai 2015 nanti, setiap lulusan SMK tidak hanya memegang ijazah sebagai bukti kelulusan. Tetapi mereka juga mengantongi sertifikasi keahlian sesuai bidang atau jurusan yang ditempuh.
Direktur Pembinaan SMK Ditjen Pendidikan Menengah Kemendikbud Mustaghfirin Amin mengatakan, Kemendikbud sudah bekerjasama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Teknis sertifikasinya dilakukan antara sekolah dengan lembaga sertifikasi.
Melalu program sertifikasi lulusan SMK ini, diharapkan bisa bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Mustaghfirin mengatakan sertifikasi lulusan SMK itu akan diakui oleh negara-negara ASEAN. Dengan pemberlakuan MEA, muncul komitmen dari seluruh negara anggota ASEAN untuk mengakui sertifikasi keahlian di masing-masing negara.
"Jadi nanti lulusan SMK Indonesia bisa dengan mudah mencari pekerjaan di negara-negara ASEAN. Begitu juga sebaliknya," tuturnya. Untuk tahap awal, sertifikasi lulusan SMK berada di level pemula. Tetapi ke depan akan terus ditingkatkan level keahliannya.
Program sertifikasi lulusan SMK ini menimbulkan konsekuensi perbaikan kualitas pembelajaran. Mustaghfirin menjelaskan dalam anggaran Kemendikbud 2015, disiapkan bantuan peningkatan kualitas pembelajaran di semua SMK sebesar Rp 700 juta.
"Prioritas bantuan ini bagi SMK yang bergerak di bidang kelautan dan perikanan dulu," tandasnya. Bahkan untuk lulusan SMK kelautan dan perikanan ini diproyeksikan bersertifkat standar internasional.
Saat ini ada sekitar 145 unit SMK perikanan dan 170-an unit SMK kelautan. SMK perikanan dan kelautan ini menjadi priotas penanganan Kemendikbud karena sejalan dengan program Presiden Joko Widodo yang mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim.
Mustaghfirin menuturkan, bidang pertanian masih menjadi salah satu program pengembangan SMK.
"Kami prihatin jumlah siswa SMK bidang pertanian trennya turun beberapa tahun terakhir. Tetapi tahun ini sudah kembali naik," jelasnya.
Mustaghfirin mengatakan saat ini jumlah siswa SMK bidang pertanian sekitar 220 ribu siswa di 350-an unit SMK. Beberapa tahun lalu, jumlah siswa SMK pernah drop hingga 120 ribuan siswa.
Salah satu pendorong jumlah siswa di SMK bidang pertanian adalah pemberian beasiswa khusus. Mustaghfirin menjelaskan setiap siswa SMK pertanian mendapatkan beasiswa Rp 1 juta per tahun.
Pemberian beasiswa khusus untuk siswa SMK pertanian ini akan dipertahankan tahun depan.
"Alumni SMK pertanian ini diharapkan bisa menjadi regenerasi petani yang sekarang umumnya lulusan SD," kata dia. (wan/end)