Lupakan Drama Jakarta
jpnn.com - NAYPYITAW - Dua tahun silam, Indonesia harus mendapatkan aib di balik kesuksesannya jadi juara umum pada SEA Games 2013. Aib yang justru terjadi di stadion kebanggaannya, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Apalagi, lawan yang mengalahkannya itu adalah Malaysia, musuh bebuyutan sepanjang masa.
Drama di Jakarta itu mungkin masih belum bisa dilupakan publik Indonesia sampai saat ini. Pun demikian dengan para pemain ataupun pelatih yang saat ini masih berada di dalam skuad Garuda Muda "julukan timnas Indonesia U-23. Betapa tidak, saat itu Indonesia tumbang atas Malaysia melalui adu tendangan penalti dengan skor 3-4.
Nah, kali ini, upaya Indoensia bangkit dari tidur panjang meraih juaranya di SEA Games kembali dihadang Harimau Malaya. Bedanya, bukan di pertandingan final seperti di SEA Games 2011, tetapi sudah bertemu sejak babak semifinal di Zeyar Thiri Stadium, Naypyitaw, Myanmar, Kamis (19/12) sore nanti.
Indonesia melenggang ke babak semifinal dengan bermodalkan status sebagai runner up Grup B di bawah Thailand yang tidak terkalahkan sepanjang babak penyisihan Grup lalu. Sedangkan tim Malaysia sendiri melangkah ke babak empat besar dengan status juara yang tidak terkalahkan di Grup A.
Alasan yang logis untuk tidak meletakkan nama Indoensia sebagai unggulan untuk memenangi satu tiket menuju final, 21 Desember mendatang. Selain karena performa naik turun timnas U-23 selama babak penyisihan kemarin, performa Malaysia yang cukup trengginas di grup A pun bisa jadi alasannya.
Selain itu, dari sisi rekor head to head pertemuannya selama ini, Indonesia selalu kesulitan saat melawan Malaysia. Untuk level SEA Games, Indonesia kali terakhir mempecundangi Malaysia adalah 1999 silam dengan enam gol tanpa balas. Sedangkan untuk level senior, kemenangan 2-1 pada second leg piala AFF 2010 silam jadi yang terakhir kalinya kemenangan bagi Garuda.
Namun, hidup tidak dapat selalu berdasarkan dengan kejadian di masa lalu. Begitu juga dengan bagaimana kans Indoensia untuk memenangi pertandingan sore nanti. Panjangnya rekor tanpa kemenangan atas Malaysia tidak menjadi ukuran bahwa Kurnia Meiga Hermansyah dkk bakal menjadi pecundang.
Begitulah spirit yang diungkapkan pelatih Rahmat Darmawan usai memimpin anak asuhnya saat sesi latihan di Zeyar Thiri Stadium, Naypyitaw, siang kemarin (18/12). "Tidak bisa rekor selalu dijadikan sebagai dasar bahwa kami bakal kesulitan mengalahkan Myanmar. Bicara soal rekor itu juga bicara soal sejarah. Dalam sejarah, kami pun juga pernah mengalahkan Malaysia," ujar pelatih yang akrab disapa RD itu.