Maaf, Filipina Diragukan Bisa Membasmi Abu Sayyaf
Matt Williams, direktur di Philippines for Pacific Strategies and Assessments (sebuah perusahaan manajemen risiko dan keamanan), punya pengamatan sendiri. "Daerah di mana Abu Sayyaf beroperasi adalah wilayah kejahatan, persaingan klan dan korupsi endemik," kata Mr Williams, yang telah terlibat dalam negosiasi sandera dengan kelompok.
Williams menambahkan, di daerah kelompok ini beroperasi, hampir dua-pertiga dari penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Ada juga tingkat tinggi ketidakpercayaan pemerintah dan militer di daerah-daerah, dan banyak pemuda melihat kolaborasi dengan Abu Sayyaf sebagai sesuatu yang bergengsi dan menguntungkan.
"Militer Filipina memiliki kemampuan teknis untuk mengandung dan mengikis kapasitas operasional Abu Sayyaf. Apa yang kurang adalah kemauan politik untuk menyelesaikan ini. Pemerintah Presiden Aquino tampaknya tidak memiliki solusi militer yang bisa diterapkan untuk membasmi Abu Sayyaf," serang Williams.
Sampai saat ini, Filipina masih menolak tegas datangnya uluran tangan militer dari negara lain, khususnya yang warganya menjadi sandera Abu Sayyaf, seperti Indonesia. Ya, 14 WNI hingga saat ini masih berada dalam penguasaan Abu Sayyaf.
Presiden Aquino III masih bersikukuh bisa mengatasi, dan bersumpah mampu menghapus kelompok teroris ini. "Kami memiliki beberapa batalyon. Tidak hanya garis infanteri tapi beberapa pasukan paling elite kami. Mereka telah diperintahkan masuk ke semua sarang meski medannya adalah hutan yang sangat lebat," ujar Aquino.
Operasi penyelamatan sandera yang dilakukan pasukan Filipina sendiri sudah sering memakan korban. Bulan ini, The New York Times mencatat 18 tentara menjadi korban dalam pertempuran. Sampai kapan....(adk/jpnn)