Mafia Migas Takut Ahok jadi Bos Pertamina
"Dana untung dari impor migas itu kemudian dibagi-bagi ke rantai jaringan mafia, sehingga banyak sekali elite yang mendapat berkah. Jadi, Petral ini benar-benar menunjukkan ada kartel-oligarki di sektor energi. Bisnis mafia migas dengan Petral itu adalah bisnis triliun rupiah," tuturnya.
Lebih lanjut Ferdy mengatakan, selama Jokowi menjabat presiden mafia migas tak berani masuk Istana. Bahkan Petral sudah dibubarkan 2015 lalu oleh tim reformasi tata kelola migas.
Presiden Jokowi juga sudah tegas menyatakan keseriusannya memberantas mafia migas. Karena itu butuh orang yang memiliki nyali tinggi serta loyal pada ambisinya memberantas mafia migas, agar kedaulatan energi terwujud.
"Ahok tentu memiliki sejumlah kriteria penting menjadi bos Pertamina. Ahok adalah orang dekat Jokowi. Dia memiliki nyali, keberanian dan perangai untuk ditakuti para mafia. Ahok memiliki manajerial skill, memiliki rekam jejak teruji menata birokrasi Jakarta," ucapnya.
Ferdy optimistis, dengan semua kelebihan yang ada, mantan gubernur DKI Jakarta itu memiliki kuasa yang cukup untuk memberantas mafia migas, membangun kultur sehat di Pertamina, membangun sektor hulu, membangun kilang migas dan bisa memberikan pelayanan prima kepada rakyat melalui distribusi BBM.
"Pekerja Pertamina sepertinya sudah paham bahwa Ahok akan marah besar jika ada pegawai Pertamina yang main-main dengan pelayanan publik," pungkas Ferdy. (gir/jpnn)