Mahasiswa PhD Indonesia di Perth Alami Penyerangan
Jemi lantas menyambung, “Saya teriak ‘help..help..help..’ karena ada mobil yang lewat, tapi ternyata nggak berhenti. Mungkin karena panik takut ketahuan, anak-anak ini terus lari ke dalam mobil. Seingat saya mereka ada 3-4 orang.â€
Ia kemudian berjalan tertatih-tatih menuju rumah dan mencari pertolongan.
“Awalnya, saya menghubungi teman-teman Indonesia, tapi karena mata saya sakit dan berdarah-darah, dan penglihatan kabur karena habis dipukul, akhirnya saya minta tolong tetangga Australia saya. Dia akhirnya menelepon ambulans. Lalu saya dibawa ke rumah sakit,†lanjut mahasiswa PhD bidang studi ekonomi politik ini.
Jemi mengatakan, polisi telah memintainya keterangan atas kejadian itu.
“Tadi pagi jam 3, polisi sudah datang menemui saya. Ekspektasi saya, karena kejadiannya ada di lingkungan hunian dan ada kamera, polisi bisa mengeceknya,†kata korban -yang mata sebelah kirinya belum bisa melihat secara normal akibat aksi penyerangan.
Berharap pelaku terungkap
Konsulat Republik Indonesia di Perth telah menerima laporan mengenai kasus yang menimpa Jemi.
“(Pada 22/12) sekitar pukul 12 dini hari, kami mendapat kabar soal kejadian itu, jadi itu ketika korban sudah mau pulang dari rumah sakit. Kami sudah menjenguk Pak Irwansyah (22/12) pagi harinya, dan beliau sendiri sudah kembali ke rumah walau masih harus menjalani perawatan lanjutan,†terang Bramantya Dwiputra Widodo, Konsul Muda Penerangan, Sosial dan Budaya.
Seorang mahasiswa PhD Indonesia di Perth, Australia Barat, alami penyerangan fisik dengan dugaan motif perampokan, pada Rabu (21/12) malam waktu