Mahasiswa RI Di Kairo Belum Perlu Evakuasi
jpnn.com - JAKARTA---Demonstrasi menolak pelengseran Muhammad Morsy sebagai presiden di Mesir masih terus berlangsung. Ratusan korban jatuh di pihak demonstran. Militer dan penguasa Mesir mengancam akan menjalankan tindakan tegas untuk membubarkan ribuan demonstran yang masih bertahan.
Namun, situasi yang menegangkan itu disikapi secara wajar oleh mahasiswa Indonesia di Kairo, Mesir. "Kegiatan kami masih berjalan normal, walaupun pada beberepa titik lokasi dan waktu-waktu ternetu terasa tegang," ujar Iffah Rahmawati, seorang mahasiswi RI pada Jawa Pos melalui surat elektronik kemarin (12/08).
Iffah menjelaskan, tidak ada informasi pasti dari kedutaan besar RI di Kairo seputar rencana evakuasi keluar Mesir, jika situasi memburuk. "Hingga kini belum ada kejelasan tentang itu," jelasnya.
Pada pertengahan bulan ini, sekitar 5.000 mahasiswa Indonesia di Mesir malah akan mengadakan "pemilu" untuk memilih pengurus PPMI (Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia). "Alhamdulillah masih aman," jelasnya.
Pelajar Indonesia saat ini terkonsentrasi di Universitas Al Azhar dan Universitas Kairo yang keduanya berada di Kairo, Mesir. Selain itu juga juga kuliah di Universitas Suez Canal (100 km arat timur Kairo).
SBY pernah meminta WNI untuk tidak ikut campur urusan dalam negeri Mesir. SBY menghimbau agar WNI menghindari titik-titik demonstrasi yang berbahaya. KBRI di Mesir juga sudah diperintahkan untuk terus menjalin komunikasi dengan simpul-simpul warga Indonesia di bumi Piramida itu.
Pada krisis Mesir di saat pelengseran mantan presiden Hosni Mobarak, Kemlu melakukan evakuasi besar-besaran bagi warga Indonesia di Mesir. Bahkan, TNI AU mengirimkan tiga Hercules untuk membantu prosesnya.
Saat itu, Kemlu membentuk satuan tugas pemulangan WNI. Hingga Mobarak akhirnya dijatuhkan, satgas telah memulangkan 2.432 WNI dengan enam kali kepulangan. Rinciannya 1.414 pria dan 1.018 perempuan.(rdl)