Mahasiswa UGM Ini Namanya Dobrak Tirani Tegak Nurani
”Anak saya itu lahir tiga hari sebelum kudatuli,” tutur Kusuma kepada Radar Jogja (Jawa Pos Group), Kamis (20/9).
Sebagai orang tua, pria kelahiran 56 tahun silam ini tak memiliki kepentingan politis dengan pemberian nama anak sulungnya itu. Toh, Kusuma bukan simpatisan, apalagi kader partai politik tertentu. Di balik nama nyentrik itu, dalam hati kecil Kusuma terselip harapan agar anaknya kelak mampu mendobrak tirani kekuasaan dan menegakkan nurani.
”Semoga Indonesia kelak terbebas dari tirani,” harap pria yang sehari-hari berprofesi sebagai penyiar radio ini.
Di balik nama nyentrik itu ternyata ada kisah menarik lainnya. Kusuma saat itu mempersiapkan nama Dobrak Tirani Tegak Nurani untuk dua anak. Yakni Dobrak Tirani dan Tegak Nurani. Ya, saat itu Kusuma begitu yakin bahwa anak yang dikandung Anik Restiyani, istrinya adalah kembar.
Betapa tidak, anggota keluarganya tidak sedikit yang memiliki anak kembar. Keyakinan itu semakin bertambah setelah salah satu koleganya punya keyakinan serupa. Sementara si istri juga tidak pernah memeriksa kehamilannya melalui USG.
”Tapi karena ternyata lahir tidak kembar, nama itu akhirnya saya satukan saja,” kenang pria yang kini tinggal di Tamanmartani, Kalasan, Sleman, itu.
Seperti anak kecil pada umumnya, Dodo, panggilan Dobrak Tirani Tegak Nurani, saat duduk di bangku sekolah dasar sempat minder. Apalagi, tak jarang teman sebayanya kerap mengejek nama nyentriknya itu. Saking mindernya, Dodo kecil sempat ingin berganti nama.
”Ini nama macam apa to? Kok Dobrak,” ucap Dodo menirukan salah satu ejekan teman sebayanya dulu.