Mahasiswa UMB Tolak Hoaks dan Golput di Pilpres 2019
jpnn.com, JAKARTA - Maraknya berita hoaks menjelang pilpres 2019 ini membawa kekahwatiran semua kalangan. Pasalnya, jika berita hoaks terus berkembang dikhawatirkan akan memicu tingginya angka pemilih golput dalam Pemilihan Umum (Pemilu) nanti.
Untuk itu, penyebaran berita hoaks harus disetop, karena efeknya sangat berbahaya terhadap tingkat partisipasi publik di Pilpres 2019. Hal itu diungkap pengamat komunikasi politik, Ghazaly Ama La Nora dalam diskusi publik yang diselenggarakan Orange Media dari Universitas Mercu Buana dengan tema ‘Optimalisasi Peran Media Massa dalam Menyikapi Golput dan Hoaks 2019’.
Dia pun meminta agar media massa harus memiliki peran terkait dampak buruk golput dan bahayanya berita hoaks. “Media Massa diharapkan menjadi control yang efektif, tidak menjadi pemain ketiga. Media juga harus memegang etika, media harus mencegah berita-berita hoax,” kata Ghazaly, Selasa (26/3).
Diskusi publik yang diselenggarakan Universitas Mercu Buana bertema ‘Optimalisasi Peran Media Massa dalam Menyikapi Golput dan Hoaks 2019’.
Pembicara lain dari Bawaslu, Mahyudin juga mengajak masyarakat dan mahasiswa untuk ikut berperan aktif dalam pengawasan pemilu 2019. Dia juga mengajak mahasiswa untuk menentukan pilihannya dan berpartisipasi dalam Pemilu nanti. “Semangat demokrasi estafet ini perlu dimuali sekarang, generasi milenial harus menjadi yang terbaik,” ujarnya.
Sementara, Plt Kepala Bagian Publikasi Kemkominfo, Daoni Diani Hutabarat mencatat sejak agustus 2018 sampai dengan Februari 2019 ada 771 kasus hoaks. Pada Februari sendiri ada 353 kasus hoaks. "Terlebih di bulan Februari, karena sedang gencar-gencarnya berpolitik, sekitar 181 hoaks mengenai politik," ujar Daoni.
Daoni juga menyampaikan pentingnya untuk memilah pemberitaan dan menyaring semua informasi yang akan disebar di media sosial.
"Kuncinya adalah saring sebelum sharing (menyebarkan), kita harus dewasa dan bijak dalam menyikapi informasi-informasi yang kita terima lewat media apapun. Lawan hoaks dengan tidak ikut membagikan kepada orang orang di sekitar," kata Daoni.