Mahasiswa UNS Olah Kotoran Kerbau jadi Obat Pembasmi Nyamuk
jpnn.com - Obat pembasmi nyamuk selama ini selalu identik dengan wewangian yang khas. Seperti bunga lavender, kulit jeruk, atau peppermint. Wangi-wangi tersebut dikenal ampuh mengusir nyamuk. Lalu bagaimana jika obat pembasmi nyamuk dibuat dengan bahan dasar limbah kotoran kerbau?
SEPTINA FADIA PUTRI, Solo, Radar Solo
LIMBAH kerbau bagi petani selama ini baru dimanfaatkan untuk pupuk tanaman atau bahkan dibuang sia-sia karena sangat melimpah. Salah mengolah bakal mencemari udara dengan aroma tidak sedap.
“Selama ini, limbah kotoran kerbau hanya terbuang sia-sia. Paling-paling hanya diolah sebagai pupuk kandang. Belum ada yang mengolah limbah ini menjadi suatu hal lain yang lebih berguna dan tentunya memiliki nilai ekonomis tinggi,” kata Nor Isnaeni Dwi Arista, mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) kepada Jawa Pos Radar Solo.
BACA JUGA: Inovasi Mahasiswa Surabaya: Putar Tombol, Tanaman Tumbuh Subur
Bersama empat rekannya, Rifqi Himawan, Rizhal Akbar Jaya Pratama, Rahma Amira, dan Sofia Oka Rodiana. Dwi dkk lantas mencari berbagai referensi. Salah satu yang dia temukan adalah penelitian di Inggris yang mengolah limbah kotoran manusia menjadi parfum. Ini menginspirasi mereka untuk mengolah limbah kotoran kerbau menjadi obat pembasmi nyamuk.
“Karena sudah ada penelitian itu, kami ingin membuat penelitian yang serupa tapi berbeda. Kami memilih mengolah kotoran kerbau menjadi mosquito killer. Kami tambah ekstrak lain untuk membunuh nyamuk. Seperti daun kemangi, peppermint, daun bidara, kulit jeruk, dan air kelapa,” beber Dwi.
Masing-masing ekstrak tersebut memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing. Dwi menyebut air kelapa berguna memperlambat pertumbuhan bakteri e-coli di dalam kotoran kerbau. Daun kemangi berfungsi untuk membasmi nyamuk dengan aromanya. Juga kulit jeruk yang mampu mengusir nyamuk. Daun bidara berguna sebagai antiseptik alami menggantikan alkohol. Sementara peppermint sebagai pengharum aroma.