Mahfud MD: Persoalan Bangsa Terjadi Karena Kesenjangan Sosial
Jimly mengatakan, harusnya setelah Pilkada selesai, dinamika politik juga reda. Pendekatan penegakkan hukum harus tegas tapi belum tentu diandalkan karena banyak yang tidak percaya pada hukum. "Bangsa Indonesia paling plural dan paling toleran,"kata Jimly.
Budayawan Mudji Sutrisno mengatakan, yang berkelahi di tengah kalangan elite sendiri. "Mari kembali ke jalan kebudayaan ini. Peradaban adalah humanisasi dari proses politik, ekonomi dan kesejahteraan bangsa ini. "Kita punya tradisi kebudayaan yang berubah, lisan, tulisan dan digital yang saling tabrakan," katanya.
Benny Susetyo atau yang biasa disapa Romo Benny menunjuk mengapa masalah sekarang ini makin membesar. Menurut Romo Benny, orang lupa soal gejala sosial dari media sosial.
Menurutnya, di Indonesia, pengguna medsos saat ini mencapai 100 juta lebih. Kerap kali medsos membuat jaringan dan masuk ke ruang personal atau keluarga dan disebarluaskan. Tidak ada pendidikan kritis dalam media dan masyarakat afirmasi yang mengiyakan saja apa yang dikatakan media sosial. Ketegangan ini akan terus terjadi.
"Kita hanya pengguna dan kita tidak punya kemampuan teknologi untuk menghentikan provokasi. Di Tiongkok, ada alat khusus untuk keutuhan dan kebangsaan maka negara berperan menghentikan itu, " katanya.
Lanjutnya, seharusnya kita sadar, penggunaan medsos selektif untuk keutuhan, kemajemukan dan keragaman.
Romo Benny mengatakan, pembangkitan nilai Pancasila tidak berjalan, ia berharap ke depan Pancasila dibangkitkan dengan kultur yang populer," Tidak mungkin doktrinal. Perlu membangun dialog, bagaimana merebut medsos dan harus ada counter ekonomi terhadap nilai Pancasila.
"Kita harus membangun persatuan itu penting, tidak menjadikan medsos sebagai alat provokasi, pembatinan Pancasila dan tokoh bangsa harus memberi keteladanan. Dan juga, ada krisis di kalangan tokoh sehingga antara kata dan perbuatan tidak satu," tandasnya. (adv/jpnn)