Mahyudin: Jangan Gara-Gara Pilihan Politik Kita Bermusuhan
Meski Mahyudin menyebut lemahnya pemahaman agama merupakan salah satu tantangan kebangsaan namun sesungguhnya bangsa ini dikatakan memberi ruang yang luas pada perkembangan agama. Di Indonesia ada enam agama besar, Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, Budha, dan Konghucu.
“Penganutnya dilindungi oleh konstitusi untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing", ungkapnya.
Mahyudin mengatakan, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila sudah berjalan dengan baik di masyarakat meski demikian dirinya mengakui Sila ke-5 Pancasila, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, diakui belum maksimal. Dicontohkan masyarakat terutama di luar Jawa banyak yang belum bisa menikmati listrik, jalan yang bagus, sarana kesehatan dan pendidikan yang layak.
Hal inilah yang menyebabkan kesenjangan yang luar biasa sehingga bisa menghasilkan ketidakpuasan daerah. Pengabaian kepentingan daerah dikatakan bisa memunculkan separatisme. Gerakan separatis pada masa Orde Lama dan Orde Baru karena ketidakpuasan daerah pada pusat.
Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan masalah ini. “Bila subsidi BBM dicabut maka subsidi yang ada harus dialihkan untuk kepentingan rakyat lainnya,” tuturnya.
Agar kondisi bangsa sesuai dengan yang diinginkan, ditegaskan kita harus memilih pemimpin yang berintegritas. Diungkapkan beberapa tahun terakhir bahkan hingga beberapa hari yang lalu, sudah banyak kepala daerah yang ditangkap KPK. Ini bisa terjadi karena sistem politik yang ada mengandalkan dan mengedepankan money politic.
“Sekarang tidak hanya serangan fajar namun serangan siang, sore, dan malam," ungkapnya. Cara yang demikian disebut cara-cara yang tak berintegritas. "Bila dia nanti dia terpilih maka orangnya tak antisuap karena ia sudah menyuap,” paparnya.
Hal demikianlah diakui menyebabkan banyak kepala daerah ditangkap KPK. Agar tak terulang, saat Pemilu Mahyudin mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang berintegritas.