Mahyudin Ungkap Alasan MPR Menyosialisasikan Empat Pilar
Ketiga, kurang berkembangnya penghargaan terhadap kebhinnekaan dan kemajemukan. Ini bisa melahirkan politik sara. “Kita menghindari politik SARA yang membawa-bawa suku, agama, ras, antargolongan. Dalam Pilkada DKI Jakarta lalu politik SARA ini sangat kencang. Dalam Pilpres kali ini pun politik SARA juga digunakan. Tapi saya percaya politik sara tidak digunakan kedua calon presiden," paparnya.
“Tapi kita harus waspadai mungkin saja yang melakukan hoax, fitnah, dan adu domba bukan dari calon presiden kita. Bisa jadi ada pihak ketiga yang mengadu domba kita sesama anak bangsa," sambungnya.
Alasan keempat, karena kurangnya keteladanan sebagian pemimpin kita sebagai tokoh bangsa. "Ini terkait dengan korupsi. Banyak pejabat negara dan aparat penegak hukum terlibat korupsi," ungkapnya.
Alasan kelima adalah tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal. Hukum tajam ke atas dan tumpul ke bawah. "Tapi sekarang lebih baik. Mereka yang di atas juga ditangkap," katanya.
Selain kelima alasan itu, lanjut Mahyudin, MPR menyosialisasikan Empat Pilar MPR karena adanya pengaruh globalisasi dan kapitalisme terhadap masyarakat Indonesia.
"Seperti pengaruh internet dan gadget. Ini bisa mempengaruhi jati diri bangsa. Dulu kita punya nilai gotong royong tapi sekarang sudah mulai individualistik," ucapnya.
Di samping itu, Mahyudin menambahkan kekuatan global telah mempengaruhi perumusan kebijakan nasional.
“Kapitalisme dunia sudah bermain dalam seluruh sendi kehidupan masyarakat," pungkasnya.(adv/jpnn)