Main Mobil-Mobilan, Tewas Terseret Kali
jpnn.com - SURABAYA - Duka mendalam mendera keluarga Michael Yustia. Bocah dua tahun itu tewas setelah terseret arus sungai di depan rumahnya di Jalan Kendangsari, Gang XI, Sabtu pukul 17.30 (21/12). Tubuhnya ditemukan tersangkut di jaring pembatas sampah sekitar dua jam kemudian.
Sore itu Michael berada di rumah bersama sang ibu, Kurnia Tri Rahayu. Ayahnya, Yustia Arianto, masih bekerja. Bocah yang masih imut tersebut bermain mobil-mobilan. Dia tidak menyadari bahwa sungai di depan rumahnya sedang meluap. Batas antara air dan plengsengan tidak terlihat. Sebab, hujan deras mengguyur sebagian wilayah Surabaya. "Biasanya sungai tidak pernah meluap," kata kakek Michael, Bambang Yustia Arianto, 63, Minggu (22/12).
Bambang menduga, waktu itu cucunya mendorong mobilnya hingga ke dekat sungai. Mobil-mobilan itu lepas. Tanpa tahu ancaman bahaya, anak ketiga pasangan Yustio dan Tri Rahayu itu mengejar mainan tersebut. Mobil mainan masih tersangkut di pinggiran sungai.
Namun, sang bocah justru terperosok dan terseret arus air yang sedang deras-derasnya. Tri Rahayu, ibu korban, tidak melihat saat anaknya tercebur ke kali. Ketika itu, dia sibuk membersihkan rumah yang bocor. Lantainya juga kebanjiran karena rembesan air dari bawah.
Sang ibu, lanjut Bambang, menduga Michael sedang bermain dengan dirinya yang bersebelahan tempat tinggal. Selesai membersihkan rumah, dia mencari Michael ke rumah kakeknya. Namun, Michael ternyata tidak ada. Saat kembali ke rumah, dia melihat mobil mainan anaknya berada di pinggir kali.
Dia pun panik bukan main. Rahayu yang takut putranya tercebur ke sungai memberi tahu Bambang. Mengetahui Michael hilang, Bambang berusaha menyelam ke kali untuk mencari korban. Usaha itu dia lakukan hingga dua kali. Namun, hasilnya nihil. Dia tidak menemukan cucu laki-lakinya tersebut.
Meski tidak berhasil menemukan cucunya dengan cara menyelam, Bambang terus berusaha keras. Dia menyusuri arus sungai. Saat itulah ada seorang warga yang memberi tahu bahwa Michael tersangkut pembatas sampah sekitar 300 meter dari rumahnya. Dia ditemukan sekitar pukul 19.30. Tubuhnya sudah terbujur kaku.
Bambang terus berusaha memberikan pertolongan kepada cucunya. Dia memompa perut cucunya agar air dalam tubuh korban bisa keluar. Sayang, usaha tersebut tidak dapat mengembalikan nyawa korban. "Karena tidak tega, akhirnya saya hentikan memompa bagian perutnya," kata Bambang.