Main Ponsel Disambar Petir, Kakak Beradik Kritis
Saat kedua korban disambar petir, puluhan warga langsung menyaksikannya, karena saat kejadian disambar petir itu warga sedang menggelar latihan keyboard organ tunggal, hanya berkisar 7 meter dari kejadian.
Ijan, ayah dari Bagas Pradaka (3,5) menyebutkan, saat kejadian mereka sedang asyik menggelar latihan keyboard organ tunggal bersama-sama kawan lainnya. Begitu melihat kejadian, mereka langsung berlari memberi pertolongan.
Ibu korban yang juga berada di sekitar lokasi kejadian juga langsung berlari mengejar anaknya dan memeluknya, sehingga dia tidak sedikitpun terluka. "Sumpah, kami tak menduga kejadian ini. Kami heran dan bingung, petir tiba-tiba menyambar ketiganya," ujar Ijan.
Mulyanto (40) dan Sri (39), orangtua korban Selvia dan Astuti Andriani tampak setia mendampingi anak-anaknya. Wajah pasangan suami istri ini tampak cemas terutama ketika melihat anaknya Selvia terus meraung-raung kesakitan di ruangan UGD RSUD HAMS Kisaran.
dr Hotmauli, dokter RSUD HAMS Kisaran, yang menangani pasien mengatakan, Selvia yang terus meraung-raung itu mengalami trauma. Menurut dr Hotmauli, korban Selvia perlu mendapat penanganan medis dokter bedah untuk mengobati luka lecet di dadanya.
"Kita akan melakukan observasi lebih mendalam terhadap pasien, karena pasien terus-menerus meraung-raung kesakitan seperti yang saudara lihat saat ini. Sementara Astuti Andriani tenang karena kaki kanannya yang tersambar petir sudah kita tangani dengan baik, sehingga korban dalam keadaan tenang tidak seperti adiknya," ujar dr Hotmauli.
Dari sekilas peristiwa ini, beberapa temuan juga menguatkan tentang bahaya keterikatan antara HP dan petir. Desain antena HP bervariasi, ada yang tidak terlihat di bagian antena alias berukuran kecil.
HP merupakan pesawat telekomunikasi yang ketika aktif, antena yang juga berbahan dasar konduktor berusaha mencari atau menangkap sinyal-sinyal komunikasi berupa gelombang medan elektromagnetik.