Makam Keramat, Jelang Pilkada Ramai Didatangi Para Kandidat
“Makamnya biasa kami sebut kubu Siko. Beliau seperti ‘ajudannya’ jere Kulaba sehingga orang biasanya ke makam tersebut sebelum ke jere,” jabar Abdulrahman.
Uniknya, tak jauh dari keempat makam di jere Kulaba, terdapat sebuah makam berbentuk lingkaran besar dengan diameter mencapai 1 meter. Makam tersebut hanya berupa sebuah batu berukuran besar yang dipenuhi irisan pandan. Makam unik itu merupakan milik tokoh agama Kulaba yang telah lama bermukim di Loloda, Halmahera Barat.
Batu yang kini menjadi makamnya merupakan tempat sang tokoh berdiri ketika mencuci kakinya atau berwudhu semasa hidupnya. Abdulrahman menuturkan bahwa batu tersebut awalnya hanya berukuran kecil. Entah mengapa, kini ukurannya menjadi sebesar itu. “Ketika saya kecil dulu, ukurannya hanya seperti dua kepalan tangan. Saya juga kaget kenapa sekarang sudah sebesar itu,” ujarnya.
Sama seperti makam lainnya, makam lingkaran ini pun diyakini muncul sendiri di areal makam. Pasalnya, sang tokoh sendiri dimakamkan di Loloda. Pada hari ketika batu tersebut muncul di areal jere Kulaba, batu tempat berdiri milik tokoh yang enggan disebutkan namanya oleh Abdulrahman itu juga dikabarkan menghilang dari rumahnya di Loloda.
“Kami juga awalnya tidak tahu batu apa itu. Tapi ketika keluarga beliau (tokoh agama, red) berkunjung ke Kulaba dan melihat batu itu, mereka mengatakan bahwa itu batu yang biasanya digunakan beliau untuk mencuci kaki dan wudhu,” papar Abdulrahman.
Jere Kulaba kerap dikunjungi banyak warga dari luar kelurahan untuk berziarah. Alasan peziarah datang ke sana bermacam-macam. Ada yang meminta keselamatan, kesembuhan dari penyakit, diberikan keturunan, hingga kenaikan pangkat. Tiap menjelang Pilkada, makam ini selalu dipenuhi orang-orang yang mencalonkan diri dalam Pemilu.
Saking padatnya, kegiatan ziarah bahkan dilakukan hingga tengah malam. Warga percaya, dengan berdoa di jere tersebut, keinginan dan harapan mereka lebih mudah terkabul. Meski banyak yang mengklaim telah membuktikan kebenaran kepercayaan tersebut, Abdulrahman menegaskan bahwa Tuhan lah yang mengabulkan permohonan peziarah, bukan sang empunya makam.
“Kalau menjelang Pemilu, banyak sekali orang yang datang untuk ziarah, terutama mereka yang mencalonkan diri menjadi pejabat. Tapi jere ini hanya merupakan perantara. Yang mengabulkan doa dan hajatan peziarah tetap Allah SWT,” tandasnya.(*)