Maklumi Wisata Seks, Targetkan Tiga Besar Dunia
Thailand memang sangat menggantungkan pendapatan negara dari sektor pariwisata. Kontribusinya berkisar 16,7 persen (2013) atau jauh melebihi kontribusi industri otomotif yang hanya 9,09 persen. Bahkan, pariwisata berada di urutan kedua setelah sektor pertanian.
”Thailand sangat terbuka dengan pariwisata sehingga industri ini sangat berkembang,” kata Komar Johari, WNI yang sudah 22 tahun menetap di Bangkok. Dia memaklumi bila sikap terbuka tersebut membuat Thailand juga dikenal pelancong sebagai surga wisata seks.
Selain itu, kata Komar, pemerintah setempat menerapkan one stop services untuk melayani investor yang akan menanam dana di bidang pariwisata.
”Yang terpenting lagi, Thailand punya blueprint yang terstruktur terhadap pengembangan pariwisata,” jelas pria yang menekuni media otomotif itu.
Blueprint pariwisata Thailand termuat dalam ”11th National Economic and Social Development Plan, Ministry of Tourism and Sports”. Dalam blueprint diatur bahwa industri pariwisata harus dikelola secara profesional dengan mengikuti tren bisnis perjalanan dan perhotelan.
Berbeda dengan di Indonesia, sektor pariwisata di Thailand menyatu dengan bidang olahraga di bawah Kementerian Pariwisata dan Olahraga. Karena itu, kata Komar, Thailand menganggap olahraga satu kewenangan dengan pariwisata.
”Semua bidang ada di sini. Tak hanya wisata yang bersifat alam, adventure, maupun MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition), tetapi juga olahraga diarahkan ke dalam industri pariwista. Misalnya dalam olahraga golf,” jelas Komar.
Selanjutnya, kementerian tersebut membawahkan Tourism Authority of Thailand (TAT) yang berwenang penuh dalam pengambilan kebijakan pariwisata.