Mandiri Salurkan Kredit Infrastruktur Rp 92 Triliun
’’Di sektor transportasi, pencairan pinjaman hingga Agustus 2016 menyentuh Rp 16,7 triliun,’’ kata Corporate Secretary BMRI Rohan Hafas kemarin (22/9).
Fungsi intermediasi bank di sektor infrastruktur ditingkatkan karena menjadi motor pertumbuhan ekonomi.
Karena itu, bank bersemangat menjaring proyek multitahun. Pencairan kredit pun mengikuti progres tiap-tiap proyek sehingga tingkat pencairan kredit berbeda-beda.
Bank Mandiri juga membiayai proyek pembangkit tenaga listrik Rp 28,7 triliun, pembangunan jalan tol (Rp 15,3 triliun) serta telekomunikasi (Rp 12,5 triliun).
Jika dilihat dari sisi pencairan kredit, pembiayaan pembangkit listrik mencapai Rp 15,6 triliun, jalan tol (Rp 7,6 triliun), dan telekomunikasi (Rp 8,9 triliun).
Karena risiko pinjaman untuk sektor konstruksi dan infrastruktur lebih tinggi daripada sektor lain, bank secara ketat melakukan evaluasi kinerja calon debitor dan evaluasi portofolio kredit.
Perseroan juga menerapkan early warning signal, prinsip antisipatif, serta monitoring administrasi kredit.
’’Sampai akhir 2016, kami memproyeksikan rencana penarikan kredit sekitar Rp 17 triliun, terutama dari proyek-proyek pembangkit listrik serta migas,’’ tutur Rohan.