Mantan Anggota DPRD jadi Tukang Tambal Ban, Komentar Anda?
”Kalau berdagang ada kaitannya dengan intervensi pemerintah suatu saat masih bisa rugi dan bangkrut. Tapi kalau jual ban ini tidak seperti itu,” terang lelaki asli kelahiran Desa Bagorejo, Kecamatan Srono ini.
Muhyiddin mengaku jika penjaringan calon legislatif (caleg) dari partai tahun 2004 kala itu benar-benar dilakukan atas dasar penilaian prestasi, kiprah organisasi, dan rekam jejak yang jelas. Bukan asal comot tanpa track record yang jelas.
Sebelum menjadi pejabat politik di DPRD Banyuwangi, dia memang sudah berkiprah menjadi pengurus ranting PKB tahun 1999.
Kemudian pada tahun 2004, dia menjadi pengurus lembaga perekonomian di Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Srono dan Ketua Lembaga Perekonomian dan Mabarot PCNU Banyuwangi.
Saat ditanya apakah tidak memiliki keinginan untuk kembali berkiprah dalam partai politik, Muhyiddin mengaku sering kali didatangi oleh pimpinan partai politik (parpol) yang meminta dirinya untuk membantu program parpol dan pemenangan pemilu.
”Saya tidak aktif seperti dulu lagi. Hanya sesekali saja, kami para alumni caleg dari PKB ingin berjuang untuk mengembalikan kejayaan PKB seperti era tahun 1999 dengan perolehan 17 kursi. Kami hanya berada di balik layar saja,” ujarnya sembari menyeka keringat di dahinya. (ddy/aif/c1)