Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mantan Danpaspampres Akui Penyelaman di Sana tak Gampang

Selasa, 06 Januari 2015 – 06:03 WIB
Mantan Danpaspampres Akui Penyelaman di Sana tak Gampang - JPNN.COM
Mempersiapkan alat menyelam di atas geladak kapal. Foto: Jawa Pos/dok.JPNN

Penggunaan alat tersebut juga dibarengi diterjunkan tim penyelam. Nono menguraikan, untuk mengatasi medan dasar laut yang berlumpur, para penyelam membuat pola pencarian di bawah laut. Diantaranya, pola melingkar.

"Jadi lima sampai enam penyelam menggunakan pola melingkar untuk menemukan objek di dalam laut. Kemudian ada pola lain, yakni membuat barisan bersama maju dengan kompas tertentu, barisan itu menyapu sehingga tidak ada yang terlewatkan," urainya.

Di samping kendala lumur, arus kuat juga menjadi hambatan tim penyelamat. Menurut Mantan Danpaspampres era Presiden Megawati itu, dalam sehari arus laut bisa berubah tiga kali, akibat perputaran bumi, pasang surut pengaruh angin dan gelombang. Cuaca juga ikut mempengaruhi.

Namun, dia menekankan, perairan di Kalimantan, kedalamannya masih bisa dijangkau tim penyelam tanpa harus menggunakan kapsul khusus.

"Karena kedalamannya antara 30 meter sekian lah, jadi masih terjangkau tanpa harus menggunakan kapsul," katanya.

"Namun, lanjut Nono, yang menjadi masalah, dipastikan setiap harinya, luas daerah operasi akan terus bertambah. Akibat kuatnya arus laut, objek seperti tubuh korban, bangkai pesawat sangat mungkin terbawa arus.

"Karena benda-benda termasuk tubuh korban itu ringan untuk dihanyutkan arus. Tapi saya melihat komponen-komponen yang terlibat cukup luar biasa. Sehingga, proses evakuasi masih berjalan baik sampai saat ini meski menemui sejumlah kendala," imbuhnya. (mia/gun/ken)

JAKARTA - Pekatnya lumpur di dasar laut, menghambat proses pencarian korban dan black box pesawat Air Asia QZ8501. Menurut Mantan Kepala Basarnas

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA