Mantan Presiden Amerika Meninggal Dunia, Palestina Ikut Berduka
jpnn.com, TEPI BARAT - Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam ucapan belasungkawanya terhadap kepergian mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter, menyebut sang mendiang sebagai pemimpin AS pertama yang mengakui hak rakyat Palestina menentukan nasib sendiri.
“Sebagai presiden AS pertama yang mengakui hak rakyat Palestina menentukan nasib sendiri, beliau telah bekerja tanpa lelah mengadvokasi solusi perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah,” ucap Abbas, sebagaimana yang dimuat pada media sosial Perwakilan Palestina untuk PBB melalui X, dipantau Selasa.
Menurut Abbas, Jimmy Carter adalah manusia yang memiliki “keberanian, integritas moral, berjiwa humanis dan diplomatis” sehingga patut menjadi inspirasi bagi generasi mendatang dan harapan bagi tegaknya keadilan.
Carter secara tegas menyoroti "realitas Apartheid yang dilakukan Israel" terhadap rakyat Palestina serta terus memperjuangkan perdamaian sebagai lawan dari kekerasan dan peperangan, kata Presiden Palestina.
“Dedikasi beliau terhadap prinsip-prinsip ini membuatnya diganjar Hadiah Nobel Perdamaian yang menjadi bukti atas perjuangan seumur hidupnya demi perbaikan kemanusiaan sedunia,” ucap dia.
Mewakili seluruh rakyat Palestina, Abbas kemudian menyampaikan rasa belasungkawanya atas wafatnya Carter serta mengharapkan supaya keluarga yang ditinggalkan senantiasa kuat dan tabah.
Presiden ke-39 AS Jimmy Carter meninggal dunia pada 29 Desember 2024 dengan ditemani anggota keluarganya di Plains, Georgia, di mana ia menerima perawatan akhir hayat sejak 18 Februari 2023, demikian dilaporkan Carter Center, organisasi amal yang didirikan Jimmy Carter.
Carter meninggal di usianya yang ke-100, sehingga menjadikannya mantan presiden AS pertama dan hingga kini satu-satunya yang hidup hingga usia seabad. Ia merayakan ulang tahunnya yang ke-100 pada 1 Oktober 2024.