Mantan Sesmil Ingatkan Prabowo Bahwa KPU Bukan Produk Komunis
JAKARTA - Mantan Sekretaris Militer Kepresidenan yang kini menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengaku miris dengan pernyataan Prabowo Subianto dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyebut pelaksanaan pemilu presiden di Indonesia mirip di negara-negara otoriter. Menurut Hasanuddin, pernyataan Prabowo itu jelas menjelekkan Indonesia secara keseluruhan.
“Saya merasa miris mendengar ucapannya bahwa negara ini adalah negara totaliter, fasis dan komunis. Persoalan pemilu dengan segala masalahnya bisa saja terjadi di era demokrasi seperti sekerang ini. Tapi tentu ada solusinya, yaitu melalui MK sebagai lembaga hukum yang sah di republik Indonesia,” kata Hasanuddin melalui layanan BlackBerry Messenger, Kamis (7/8) dini hari.
Anggota Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla itu juga menganggap tudingan Prabowo bahwa Indonesia sudah seperti negara totaliter, fasis dan komunis yang melebihi Korea Utara jelas menyakitkan. Sebab, pemilu di Indonesia diselenggarakan oleh KPU yang merupakan buah reformasi.
“Sangat menyakitkan NKRI disebut negara totalitar, fasis dan komunis, bahkan disebut lebih jelek dari Korut. Ingat, KPU itu produk rakyat Indonesia, produk kita bersama, bukan produk fasis dan komunis,” tandas Hasanuddin.
Ditegaskannya, NKRI didirikan dan diperjuangkan oleh para pahlawan dengan darah dan nyawa. Setelah Indonesia merdeka, seluruh rakyat juga wajib memertahankan dan mengisi kemerdekaan.
“Termasuk di dalamnya Pak Prabowo ikut andil dalam mempertahankan NKRI. Dalam sepuluh tahun terakhir ini ini, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, red) juga ikut memertahanakan NKRI dan mengisi kemerdekaan,” papar mantan TNI yang pernah menimba ilmu di Sorbonne University itu.(ara/jpnn)