Mapolresta Digeruduk Petani, 'Aneh...Malah Kawan Kami yang Ditangkap'
jpnn.com - MEDAN - Markas Kepolisian Resort Kota (Mapolresta) Medan di Jalan HM Said Medan, mendadak diserbu puluhan petani asal Kutalimbaru, Deliserdang, Rabu (12/8) sore sekira pukul 15.00 WIB.
Para petani yang tinggal di Desa Lau Bekri, Kutalimbaru, ini meminta kepada polisi untuk membebaskan rekannya yang ditangkap terkait kasus penganiayaan, Herianto Surbakti alias Naho (35), yang diamankan petugas Satuan Reskrim Polresta Medan, Selasa (11/8) malam.
Seorang petani yang mengaku bernama J Sembiring menuturkan, Naho tidak pernah melakukan penganiayaan. Karena itu, warga memprotes penangkapan yang dilakukan polisi.
"Kami datang mau lihat teman kami, yang ditangkap karena kasus penganiayaan yang enggak pernah dilakukannya. Kami minta dia dibebaskan karena polisi salah tangkap," ujarnya.
Dikatakan J Sembiring, penangkapan Naho diawali dengan keributan yang terjadi pada Jumat (31/7) lalu. "Kami petani di situ diserang sejumlah preman yang merupakan suruhan pihak pengembang, namanya Silitonga. Dia mengklaim lahan 800 hektar merupakan lahan miliknya," ungkap J Sembiring.
Akibat penyerangan itu, lanjutnya, beberapa petani mengalami luka-luka, seperti Chandra Surbakti (28), pada lengan kanan.
"Kami bingung, padahal kasus ini sudah kami laporkan ke Polsek Kutalimbaru. Tapi, anehnya malah kawan kami yang ditangkap Polresta Medan," cetus J Sembiring.
Untuk itu, sambungnya, keluarga Naho dan para petani merasa keberatan. Sehingga, akan melakukan langkah hukum terhadap pihak Polresta Medan. "Kami tidak terima, rencananya akan melapor juga ke Propam (Profesi dan Pengamanan)," pungkasnya.