Maraknya Perang Takjil di Bulan Ramadan, Pelajaran Apa yang Bisa Diambil untuk Toleransi?

Ramadan tahun ini mungkin terasa berbeda, karena diramaikan dengan fenomena takjil war di jejaring sosial, seperti di Instagram dan TikTok.
Aksi rebutan takjil antara umat Muslim dan non-Muslim mungkin sudah ada sebelumnya, tapi kali ini diunggah dalam video pendek, bahkan ada pula versi parodinya.
Kusmanadi, akrab disapa Adi, yang memiliki bisnis Ayam Taliwang Mbok Sutil di Bendungan Hilir, Jakarta mengatakan tahun ini cukup berbeda.
"Untuk tahun ini lebih ramai dan pengunjungnya lebih beragam," kata Adi.
"Dari nonis juga banyak yang datang berburu takjil."
Nonis merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan warga non-Muslim.
Adi yang sempat berdagang di bazaar tersebut tahun lalu mengatakan tren "takjil war" telah membuat hasil penjualannya meningkat tahun ini.
"Jadi walaupun kan sebenernya momen pas Ramadan, kalau yang melaksanakan ibadah puasa tentu orang Muslim kan? Tapi untuk 'takjil war' nya nonis pun ikut heboh, ikut belanja," katanya.