Masih Ada yang Lebih Menderita Dibanding Dipecat dari DPP PDIP
jpnn.com - JAKARTA - Politikus senior PDI Perjuangan, Sabam Sirait ogah-ogahan menanggapi pertanyaan wartawan seputar kekuasaan partai politik yang masih dipegang orang berduit atau trah masa lalu.
"Jangan tanyakan itu ke saya. Ditanya saja kepada mereka yang berkuasa. Kalau saya jawab, nanti dibilang mengajari," ujar Sabam, saat ngobrol ringan JPNN.com di press room DPR, Senayan Jakarta, Kamis (23/4).
Sabam lebih memilih untuk mengomentari salah seorang pendiri PAN, AM Fatwa yang pernah mempertanyakan kian menipisnya ideologi partai politik saat ini.
"Benar yang dikatakan Fatwa, Partai Golkar, PPP apalagi PDIP tidak punya ideologi. Semua terselubung dalam ideologi Pancasila dan merasa nyaman dia di situ," ungkapnya.
Mirip dengan pandangan AM Fatwa itu, Sabam juga pernah menceritakan hal tersebut kepada anaknya, Maruarar 'Ara' Sirait. "Saya bilang itu ke anak saya yang ikut-ikut dengan PDI Perjuangan, eee.. taunya dipecat dari DPP," katanya dengan canda.
Sebagai orangtua, Sabam mengaku sudah menyarankan anaknya jangan keluar dari PDI Perjuangan. "Sebagai kader, dia harus ikut proses menderita sama halnya saya merasakannya dahulu," ujarnya.
Tapi, dedengkot PDI Perjuangan itu menilai, anaknya tak perlu kecewa tak dipercaya masuk kepengurusan DPP PDIP. "Masih ada lagi yang lebih menderita dibanding dipecat dari DPP PDIP. Golkar malah lebih menderita lagi, tidak jelas siapa ketua umumnya," pungkas Sabam. (fas/jpnn)