Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Masih Ogah Divaksin Covid-19? Dengar nih Kata dr Erika dan Prof Soedjatmiko

Minggu, 20 Desember 2020 – 04:11 WIB
Masih Ogah Divaksin Covid-19? Dengar nih Kata dr Erika dan Prof Soedjatmiko - JPNN.COM
Ilustrasi Vaksin Covid-19.Foto: Daily Sabah

jpnn.com, JAKARTA - COVID-19 merupakan penyakit dengan tingkat penularan yang sangat tinggi. COVID-19 yang disertai oleh penyakit penyerta (komorbid) bisa berakibat fatal bagi kesehatan pasien.

Itulah mengapa dokter dan para ahli sampai saat ini terus menganjurkan untuk disiplin menjalankan protokol 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak), meski vaksin COVID-19 tiba nantinya.

dr. Erika Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah selaku tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam penanganan pasien COVID-19 menceritakan pengalamannya.

“Jujur, rasa takut terpapar COVID-19 masih ada sampai sekarang, namun pengalaman merawat pasien sampai melihat mereka sembuh mengalahkan rasa takut saya," ujarnya pada acara Dialog Produktif bertema Indonesia Siapkan Vaksin yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (2/12).

Sebagai dokter spesialis jantung, dr. Erika menemukan cukup banyak pasien COVID-19 dengan komorbid jantung dirawat dan kondisi kesehatannya rentan sekali memburuk.

“Pasien COVID-19 dengan komorbid jantung dan hipertensi cukup tinggi. Pasien COVID-19 dengan komorbid jantung secara otomatis menciptakan problem tersistematis yang perawatannya jauh lebih sulit daripada yang tanpa komorbid," terangnya.

Prof. Dr. dr. Soedjatmiko Anggota Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) juga turut menjelaskan bahwa penyakit ini tidak memandang bulu.

“Yang meninggal 60,4% di rentang umur 19-59 tahun, ini umur yang rentan karena mereka aktif di luar rumah dengan berjualan, bermain, dan segala aktivitas lainnya. Pemerintah telah berupaya maksimal dengan melakukan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) dan mengedukasi masyarakat agar patuh terhadap 3M, tapi hingga November sekitar 160 dokter meninggal dan sekitar 130 perawat atau paramedis juga meninggal. Mereka berjuang untuk mengobati yang terlanjur sakit tadi," tutur Prof  Soedjatmiko.

Vaksinasi merupakan langkah yang aman dan umum dilakukan di dunia, termasuk di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News