Massa PDIP Serbu Radar Bogor, DPR: Teror Tak Bisa Dibenarkan
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menyesalkan insiden penggerudukan kantor redaksi Radar Bogor di Kota Bogor, Jawa Barat. Menurutnya, aksi penggerudukan yang diduga disertai kekerasan oleh sekelompok massa PDI Perjuangan Bogor itu bisa mencederai demokrasi Indonesia.
Taufik menyatakan, siapa pun di era demokrasi harus menghargai pers. "Tindakan penggerudukan ini tentu tidak dapat dibenarkan,” kata Taufik, Sabtu (2/6).
Menurutnya, pihak yang keberatan dengan pemberitaan media bisa mengadukannya kepada Dewan Pers. Penyelesaiannya dilakukan dengan duduk bersama dan dialog, bukan dengan tindakan teror dan anarkisme.
“Jangan sampai ini menjadi teror bagi pers, sehingga kebebasan berpendapat pers mendapat intervensi. Kejadian ini tak boleh terjadi lagi, apalagi dilakukan di awal tahun politik bisa mengganggu suasan kesejukan dan berpotensi muncul perpecahan,” kata mantan sekretaris jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Penggerudukan ke redaksi Radar Bogor terjadi dua kali, yakni Rabu (30/5) dan Jumat (1/6). Kejadian itu terekam video berdurasi 30 detik yang kini viral.
Dalam video itu tampak sekelompok orang berada di dalam ruang lobi gedung Graha Pena, kantor Radar Bogor, sambil memaki-maki. Massa meneror Pemimpin Redaksi Radar Bogor Tegar Bagja.
Massa PDIP merasa keberatan dengan pemberitaan Radar Bogor soal penghasilan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). "Mereka meminta penjelasan sambil memaki terkait headline Radar Bogor yang isinya seputar penghasilan Ibu Megawati dan BPIP,” kata Tegar.(boy/jpnn)