Massa Segel Kantor Pemerintahan
jpnn.com - BANGKOK – Unjuk rasa anti pemerintah masih berlanjut di Thailand. Kemarin (30/11) massa oposisi menduduki markas telekomunikasi pemerintah, Telephone Organisation of Thailand (TOT) dan CAT Telecom. Mereka bersumpah akan terus berunjuk rasa sampai Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra bersedia mundur dari jabatan.
Puluhan ribu orang yang terdiri atas kelompok royalis, kalangan menengah perkotaan, dan penduduk wilayah selatan itu menarget Minggu ini (1/12) sebagai hari kemenangan mereka. Rencananya, mereka menduduki government house alias thaikufah atau kantor PM di pusat Kota Bangkok. Selain Yingluck, para menteri sering berkantor di gedung yang menjadi lokasi sidang kabinet tersebut.
Selain kantor PM, oposisi menarget beberapa kantor pemerintahan yang terletak di sekitar gedung berpengamanan maksimal itu. Bahkan, para pengunjuk rasa rencananya juga menduduki Kebun Binatang Bangkok yang terletak tidak jauh dari kompleks pemerintahan.
’’Minggu adalah hari kemenangan kami,’’ kata Sanit Ounjai, petani karet, 45, yang ikut berdemonstrasi.
Bukan hanya massa oposisi yang kian nekat, para pendukung mantan PM Thaksin Shinawatra pun mulai bergerak kemarin. Selama sekitar sepekan terakhir barisan Kaus Merah hanya berkumpul di stadion ibu kota. Mereka memantau perkembangan unjuk rasa oposisi sambil terus menggalang dukungan. Namun, kemarin massa Kaus Merah mulai menyuarakan dukungan mereka terhadap Yingluck.
Massa Kaus Merah mengklaim bahwa puluhan ribu orang akan terlibat dalam aksi tandingan hari ini. Mereka tidak mau kalah dengan oposisi yang sepak terjangnya selama sepekan terakhir cukup menyita perhatian. Mulai menduduki Kementerian Keuangan serta beberapa kantor kementerian lainnya sampai menerobos ke markas militer dan akhirnya menguasai dua kantor telekomunikasi.
Dalam pernyataan resminya, Kaus Merah menegaskan bahwa mereka akan berusaha melindungi aset-aset pemerintah. Termasuk kantor-kantor milik negara. Karena itu, aparat berusaha keras mengantisipasi bentrok dua kubu dalam aksi akbar hari ini. Yingluck pun mengimbau dua pihak untuk bisa saling menahan diri demi mencegah konflik.
’’Saya imbau kepada dua kubu agar tidak saling berkonfrontasi atau bertindak yang bisa memicu kekerasan,’’ tegas pemimpin 46 tahun tersebut setelah briefing di markas kepolisian nasional kemarin.