Masuk di Balai Lelang Masterpiece Singapura, Lukisan Dihargai Rp 191 Juta
Itu adalah gambaran sekilas keunikan sejumlah karya Yarno dalam menunjukkan kegelisahannya melihat ekosistem alam yang semakin tidak seimbang. Tentunya dengan warna-warna yang dinamis dan semakin eye catching, sehingga kolektor langsung mudah mengenali ciri khasnya saat melihat karyanya dari jauh.
Tak heran, pada pameran seni bergengsi di Art Stage Singapura 2014 lalu, lukisan-lukisan karya Yarno banyak mendapat decak kagum kolektor dan kurator seni museum mancanegara. Seluruh karya-karyanya juga habis dikoleksi.
''Banyak yang berminat untuk mengajak pameran. Rencananya November nanti Yarno akan berpameran di Taiwan,'' jelas Direktur Galeri Apik Rahmat, yang menaungi seniman berbakat itu di Jakarta, Kamis (1/5).
Rahmat juga mengakui, demand (permintaan) terhadap karya Yarno sangat tinggi. Khususnya oleh kolektor seni di Eropa dan Taiwan.
Sebelumnya, Yarno sukses menggelar pameran tunggalnya di Jakarta bertajuk Ultimate City pada 2012. Disusul kesuksesan pameran tunggal berikutnya di The Ritz Carlton Jakarta bertajuk Reborn pada 2013.Rahmat menambahkan, sepanjang tour de art-nya, tidak banyak seniman yang bisa melaju sedemikian pesat seperti Yarno. Bahkan di Art Stage Singapura 2014, karya terbaru Yarno dipamerkan bersama karya terbaru Made Wianta dan Heri Dono.
Maka itu, wajar saja kalau karya Yarno disambut hangat kolektor seni di London (Inggris), Seoul (Korea), Jepang, Taiwan, Paris (Perancis), Australia, Singapura dan Beijing serta Shanghai (Tiongkok). Berdasarkan penelusuran, karya Yarno lainnya yang berjudul Leader juga akan dilelang di balai lelang seni 33 Auction di Singapura pada 11 Mei mendatang. (jpnn)