Masuk Tren Naik
jpnn.com - JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan ini diproyeksi masih bergerak datar di kisaran support 3.837 dan resistance 4.239. Hal ini karena secara teknikal IHSG sempat menyentuh level tertinggi di atas 4.239 poin.
"Pekan ini ada sedikit penyesuaian karena IHSG pada perdagangan akhir pekan lalu dalam tren naik," ungkap Head of Universal Broker Satrio Utomo. Sehingga, Satrio menilai, saat IHSG bergerak dengan skenario subwave 2, investor akan tetap cenderung dalam posisi beli.
Hingga akhir pekan kemarin, IHSG ditutup menghijau di posisi 4.072,35 poin, atau menguat tipis 21,49 poin (0,53 persen). Sementara indeks LQ45 juga mengikuti penguatan IHSG, dengan kenaikan sebesar 6,48 poin (0,97 persen) ke posisi 676,06.
Secara keseluruhan, bursa regional masih mencatatkan koreksi yang sejak awal tahun termasuk IHSG. Bursa Indonesia mencetak pertumbuhan sebesar minus 5,66 persen, atau terendah kedua setelah bursa Tiongkok yang minus 5,69 persen. Di Asia, hanya bursa Jepang dan Malaysia saja yang masih menghijau, dengan pertumbuhan masing-masing 33,44 persen dan 2,06 persen.
Secara jangka menengah, menurut Satrio, jika IHSG mampu menembus level batas di 4.239, maka kemungkinan besar indeks gabungan mampu melaju ke level 4.500-4.750 hingga akhir tahun. "Tapi setidaknya jika IHSG tembus resistance 4.239 saja, indeks bisa bullish hingga akhir tahun," paparnya."
Head of Trust Securities Reza Priyambada menjelaskan, seharusnya IHSG kembali memasuki tren penguatan. Sebab, sentimen positif ekonomi makro mulai muncul dengan adanya kenaikan cadangan devisa. "IHSG masih terlihat anomali karena tetap fluktuatif. Berbeda dengan indeks regional yang sudah mulai rebound, bahkan seperti Sensex India yang sebelumnya anjlok," ungkapnya.