Masyarakat Plural Sebuah Kenyataan
Oleh Romo Odemus Bei Witono, SJ - Rohaniwan dan Direktur Perkumpulan StradaPadahal kebenaran dapat ditemukan dalam aneka agama. Realitas kebenaran adalah satu, namun untuk menemukan kebenaran dapat ditempuh dengan berbagai cara dan media.
Tuhan Yang Maha Esa itu dapat ditemukan dalam berbagai agama, sebab Tuhan bersifat inklusif terhadap siapa saja yang ingin mencari-Nya.
Namun demikian di dalam pluralitas tidak berarti semua agama adalah sama. Masing-masing agama mempunyai kekhasan sendiri, sehingga penghayatan iman dapat berlangsung secara eksklusif, namun tidak menghakimi keyakinan lain yang berbeda.
Kebenaran tidak dapat dipahami secara mutlak. Klaim-klaim kebenaran sifatnya terbatas, karena kemampuan tafsir manusia terhadap kebenaran-kebenaran juga terbatas.
Klaim-klaim atas dasar kebenaran sah-sah saja, asal tidak memaksakan kebenaran kepada orang yang berbeda keyakinan. Pemaksaan lewat kekerasan akan menimbukan konflik.
Dalam kehidupan sehari-hari kebenaran kerap menjadi ungkapan ekspresi. Kebenaran diekspresikan ke dalam ritual-ritual keagamaan dan praktik hidup nyata. Simbol-simbol kebenaran kerap dipandang sebagai simbol-simbol agama atau budaya. Akibatnya antaragama mempunyai wordview kebenaran yang berbeda.
Worldview adalah cara kelompok merasakan dan mengkonsep dunia dan sistem nilai yang di dalamnya ada kebenaran. Kebenaran sering diwujudkan dalam aneka simbol dan ritual.
Di dalam masyarakat, ajaran agama digunakan sebagai sarana memahami kehidupan. Hidup ini akan makin bermakna jika memuat nilai-nilai agama. Kemudian, ajaran agama digunakan sebagai pegangan hidup, karena ajaran agama menawarkan keselamatan.