Masyarakat Sumenep 'Tumplek Blek' di Parade Musik Tong-Tong
jpnn.com, SUMENEP - Seru, meriah dan penuh warna. Tiga kata inilah yang pas untuk menggambarkan keseruan yang terjadi dalam Parade Musik Tong-Tong di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Jumat (27/10) malam.
Lautan manusia seperti tak pernah putus merangsek masuk untuk menyaksikan even yang dibungkus dengan sangat kreatif ini.
Parade yang diikuti 21 kelompok/komunitas seni di Sumenep ini merupakan bagian dari rangkaian "Sumenep Spektakuler 2017" yang digelar dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Sumenep ke-748. Inilah salah satu acara yang selalu ditunggu masyarakat Sumenep.
Sejak pukul 19.00 WIB, puluhan ribu masyarakat Sumenep sudah berkumpul di jalan-jalan yang akan dilalui para peserta pawai. Mulai dari jalan Urip Sumoharjo, menuju Ahmad Yani dan berakhir di jalan Panglima Jenderal Sudirman.
Tidak kalah antusias dengan warga, adalah para peserta pawai. Mereka menghiasi kendaraan laiknya kereta Kencana sepanjang 20 meter dan bertingkat. Sedikitnya ada 20 pemain musik yang berada di dalam kendaraan yang juga disebut Ul Daul ini.
Alat musik tong-tong, ditambah gamelan, terompet dan juga hadra saling bersautan menghadirkan satu kombinasi musik yang mengasyikkan. Penuh keceriaan dan semangat. Irama musik yang bertalu-talu ini memang dianggap untuk menggambarkan kegembiraan masyarakat Madura.
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumenep, Sufiyanto mengatakan, musik Tong-Tong adalah kesenian khas dari Madura. Awalnya seni ini oleh warga dijadikan alat untuk membangunkan warga pada saat sahur. Alat utama dari musik ini adalah tong tong atau kentongan yang terbuat dari bambu.
Melihat perkembangan yang ada, di tahun 90-an oleh pemerintah setempat difasilitasi dengan dibuat kegiatan lomba. Hingga kemudian semakin berkembang dan menjadi pawai rutin di setiap peringatan hari jadi Kabupaten Sumenep.