Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Masyarakat Tiongkok Keranjingan Beternak Kecoa

Enak untuk Kudapan, Bisa Jadi Bahan Obat-Obatan

Kamis, 17 Oktober 2013 – 01:01 WIB
Masyarakat Tiongkok Keranjingan Beternak Kecoa - JPNN.COM
Foto: LA Times

Tak heran peternakan milik Wang maju pesat. Bahkan kini Wang sudah memiliki 6 peternakan dengan populasi kecoa mencapai 10 juta ekor di Jinan.

Dia sekarang tercatat sebagai peternak terbesar di Tiongkok atau bahkan mungkin di dunia. Konsumennya kini tak lagi sebatas restoran atau tabib tapi sudah merambah ke pabrik kosmetik besar Asia yang membutuhkan tambahan protein atau selulosa murah bagi produk mereka yang biasa didapat dari sayap kecoa.

Seperti dilansir LA Times Selasa (15/10), kecoa bagi Wang dan keluarganya juga lezat sebagai kudapan sehari-hari. Cukup dengan menambahkan garam, kecoa goreng rasanya tak kalah lezat dibanding gorengan atau makanan renyah lain.

Kini Tiongkok diperkirakan memiliki 100 peternakan kecoa. Tak seperti peternakan umumnya, para pengelolanya memilih beternak secara tertutup. Maklum, pandangan umum terhadap kecoa belum berubah seperti halnya di Indonesia, yang menganggapnya sebagai binatang menjijikan dan kerap menjadi perantara penyebaran penyakit.

Keberadaan peternak binatang jenis ini baru diketahui secara luas pada Agustus lalu, setelah jutaan kecoa terlepas dari kandangnya kemudian menyebar ke perumahan di Provinsi Jiangsu. Wang yang merupakan pemilik tunggal Jinan Hualu Feed Co menempatkan peternakannya di tempat cukup tersembunyi di bawah jalan layang, kawasan industri agribisnis Jinan.

Mayoritas peternak sengaja tak memasang iklan karena khawatir dengan stigma buruk masyarakat yang menolak keberadaan kecoa di sekitar rumah mereka. "Kita berusaha tak diketahui orang lain," ucap Liu Yusheng, pemilik Shandong Insect Industry.

Pemerintah Tiongkok juga tak melarang aktivitas para peternak. Tapi jika kecoa-kecoa itu sampai terlepas seperti kejadian Agustus lalu, mau tak mau jadi masalah besar.

Liu pun khawatir prospek usahanya yang kini sangat cerah tiba-tiba jadi redup, menyusul masuknya para peternak instan yang hanya berbekal buku petunjuk singkat beternak kecoa yang kini mulai banyak beredar. Liu tak mau kebangkrutan yang menimpa pada peternak semut tahun 2007 lalu, dialami dirinya dan peternak kecoa lain.

BEIJING - Wang Fuming sempat patah semangat karena ijazah SMA yang dimilikinya hanya membuatnya menjadi pegawai pabrik ban. Belasan tahun jadi 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News