Mau Pariwisata Daerah Tumbuh Pesat? Harus Go Digital!
Jadi ada tiga pihak yang saling terkoneksi melalui digital. Yakni, pertama, TXI DMP yang dimiliki Kemenpar dan akan dioperasikan oleh pihak ketiga.
Kedua, website daerah yang berisi kalender event yang lengkap dan informatif. Ketiga, paket-paket wisata yang dibuat tour operator yang sudah pasti juga punya website sendiri.
Kelak, pasar TXI DMP itulah yang dipromosikan di seluruh dunia. Karena itu, jika daerah ingin maju, sebaiknya segera membuat website yang komplet dan terus diperbarui (up dated), serta menyusun event nasional dan internasional yang memiliki cultural value sekaligus commercial value.
Sedangkan industri seperti tour operator dan tour agency sudah secara otomatis akan mencari akal. Mereka pasti akan berkreasi dengan membuat paket-paket yang bersaing untuk dipajang di TXI DMP.
Memang, banyak peserta Rakornas Kemenpar III ini yang terbengong-bengong oleh model pasar digital seperti ini. Menpar Arief Yahya bahkan pernah dikritik oleh anggota Association of The Indonesian Tours And Travel (ASITA) soal perkembangan online travel.
Namun, Arief mengingatkan bahwa masyarakat akan terus mengikuti perkembangan teknologi dan mencari yang murah dan mudah. Ia lantas mencontohkan keberadaan warung telekomunikasi (wartel) milik Telkom.
“Saya beri contoh Wartel atau Warung Telekomunikasi yang dulu saya bangun 124.000 biji di seluruh Indonesia. Dengan hadirnya teknologi GSM dan HP (handphpne), maka Wartel itu secara perlahan hilang dari peredaran. Sudah pasti, akan lenyap karena ada teknologi baru yang memungkinkan komunikasi lebih mudah dan murah,” kata Arief yang juga mantan direktur utama PT Telkom Tbk itu.
Sama halnya dengan aplikasi pemesanan layanan transportasi melalui online seperti Go-Jek, Uber dan Grab. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang sempat melarangnya, akhirnya mencabut larangan itu kurang dari 24 jam.