Mbak Tutut: Perbedaan Memperkaya Indonesia Kita
Kepada kader Partai Berkarya, partai yang dinahkodai Tommy Soeharto, Mbak Tutut juga berpesan untuk tidak menyusahkan bangsa. Setiap kader Partai Berkarya harus menunjukan program yang dimiliki untuk membantu negeri.
Mbak Tutut tidak hanya mengingat pesan Ibu Tien, tapi masih belum lupa nasehat almarhum presiden Soeharto – sang ayah tercinta. Salah satunya, berikan apa pun untuk bangsa, meski mungkin hanya sebungkus nasi atau uang Rp 10 ribu.
“Jika tidak ada sama sekali untuk diberikan, berilah senyum,” kata Mbak Tutut. “Makanya, bapak (presiden Soeharto – red) selalu tersenyum, dan dikenang dengan julukan smiling general.”
Nasehat lain Pak Harto kepada anak-anaknya, kata Mbak Tutut, adalah tidak boleh dendam. Sebab, dendam tidak menyelesaikan masalah, tapi membuat masalah baru.
Mbak Tutut juga bercerita jelang Pak Harto mengambil keputusan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia. Cerita dimulai ketika Pak Harto memanggil seluruh anaknya, dan menyampaikan keinginan mengundurkan diri.
“Bagaimana menurut kalian? Masyarakat sudah ramai meminta bapak berhenti,” Mbak Tutut menirukan kata-kata sang ayah. “Saya jawab, apa pun keputusan bapak kami tetap mendukung bapak berhenti karena sudah tidak dikehendaki rakyat,” lanjut Mbak Tutut.
Yang juga tidak bisa dilupakan Mbak Tutut adalah ketika Pak Harto memintanya mencarikan buku UUD 45. Saat itu, masih menurut Mbak Tutut, Pak Harto mengatakan; “Bapak mau berhenti jadi presiden tapi saya mau memakai kata yang sesuai UUD 45. Bapak tidak mau mengatakan mengundurkan diri, tapi berhenti dari presiden.”
“Saya katakan kepada bapak, kan berhenti dan mengundurkan diri sama,” cerita Mbak Tutut.