Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mega Malu Ada Politikus Perempuan Jadi Tahanan KPK

Minggu, 22 Desember 2013 – 16:27 WIB
Mega Malu Ada Politikus Perempuan Jadi Tahanan KPK - JPNN.COM
Megawati Soekarnoputri. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menilai terpinggirkannya perempuan dari politik akibat dari kesalahan sendiri. Pasalnya, kesempatan bagi perempuan untuk berpolitik sudah terbuka lebar.

"Jadi sebenarnya kalau saya melihat, namanya perjuangan perempuan dan lalu sepertinya tersingkirkan. Tidak ada yang salah, yang salah kita sendiri kaum perempuannya," kata Megawati dalam pidatonya di acara peringatan Hari Ibu di GOR Otista, Jakarta Timur, Minggu (22/12).

Bahkan, lanjutnya, perempuan sudah diberi perlakuan khusus untuk berkiprah di politik. Perlakuan khusus yang dimaksudnya adalah syarat 30 persen caleg perempuan bagi peserta pemilu.

Namun perlakuan khusus itu justru disia-siakan oleh kaum perempuan sendiri. "Saat dimasukkan ke KPU daftar 30 persen, malah mabok. Tidak ada yang mau maju, gimana ini? Artinya kan jauh antara panggang dengan api. Ibu-ibunya sendiri loyo, sorry loyo," tutur Mega.

Parahnya, sejumlah perempuan yang sudah berkiprah di politik pun ternyata tidak memiliki prestasi yang baik. Mereka malah sibuk memperkaya diri dengan melakukan korupsi.

"Benar Bupati, Gubernur sudah ada yang perempuan. Tapi apakah tidak malu kita lihat sekarang jadi tahanan KPK, Masyallah," tegasnya.

Lebih lanjut, Mega mengingatkan kepada para kaum perempuan agar peringatan Hari Ibu ini digunakan sebagai momentum perenungan. Ia berharap perempuan dapat kembali memperjuangkan kaumnya.

"Kita punya hak dan sama dengan kaum pria, kita punya kodrat masing-masing, sehingga dengan demikian, sekarang perlu disadarkan seperti apa perjuangan kaum perempuan," pungkas presiden RI ke-5 itu. (dil/jpnn)

JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menilai terpinggirkannya perempuan dari politik akibat dari kesalahan sendiri. Pasalnya, kesempatan

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News