Mega Mengelus Dada
jpnn.com - Megawati Soekarnoputri mengaku mengelus dada melihat ibu-ibu antre berdesak-desakan dan berebutan -sampai ada yang meninggal- untuk mendapatkan minyak goreng murah.
Presiden Kelima RI itu merasa heran dengan ibu-ibu yang berebutan minyak goreng, padahal seharusnya bisa lebih kreatif dalam memasak tanpa harus menggoreng dengan minyak.
Mengelus dada itu tanda prihatin. Namun, keprihatinan Megawati bukan pada kelangkaan minyak goreng, melainkan prihatin terhadap ibu-ibu yang memaksa antre membeli minyak goreng.
Mega tidak mengelus dada melihat pemerintahan Jokowi yang gagal mengatasi krisis minyak goreng yang sudah berbulan-bulan.
Ketua umum PDI Perjuangan tidak mengelus dada soal Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang sudah berbulan-bulan tidak bisa mengatasi lonjakan harga minyak goreng.
Setiap hari Lutfi setiap hari muncul di televisi, berkeliling ke pasar tradisional, berdialog dengan pedagang, lalu membuat pernyataan pasokan minyak goreng aman dan harganya terkendali. Tiap hari Lutfi berbicara seperti itu, tetapi tiap hari pula minyak goreng makin sulit didapat.
Mega tidak mengelus dada melihat kenyataan bahwa Indonesia adalah penghasil kelapa sawit terbesar, tetapi harga komoditas itu di dalam negeri melonjak karena mengikuti harga di pasar internasional. Rakyat tidak paham mekanisme perdagangan internasional yang menjelimet.
Rakyat hanya ingin agar minyak goreng ada di pasar dengan harga normal. Rakyat hanya tahu bahwa Indonesia adalah pusat perkebunan kelapa sawit dunia dan harusnya minyak goreng melimpah dan tidak pernah ada kelangkaan.