Megawati Suarakan Perdamaian Korsel-Korut Dilakukan Lewat Budaya dan Ekonomi
Dan Megawati menjadi semacam special envoy untuk komunikasi antara Presiden Kim dengan counterpartnya di Korut saat itu, Kim Jong Il yang kini digantikan putranya Kim Jong Un.
"Jadi saya paling tidak sedang mengikuti keinginan-keinginan dari kedua belah pihak. Dan saya menawarkan Pancasila untuk bisa dipergunakan sebagai landasan mempercepat proses yang sudah terjadi," jelas Megawati.
Bagi Megawati, situasi saat ini lebih mendukung di mana Presiden AS Donald Trump sudah dua kali bertemu dengan Korut dan Korsel. Megawati mengingatkan, saat ini memang diperlukan bukan hanya sekedar pertemuan politik di antara kedua Korea.
"Kita bisa mempertemukannya melalui kebudayaan, lalu dari sisi ekonomi, dan sebagainya," kata Megawati.
Sebagaimana diketahui, Megawati di Seoul dalam rangka mengikuti DMZ International Forum on the Peace Economy yang digelar 28-29 Agustus.
BACA JUGA: Putri Setya Novanto Kembali Digarap KPK Terkait Kasus Korupsi e-KTP
Megawati di Korsel didampingi antara lain menantu Nancy Prananda, cucunya Diah Lupita Jasmina Srita dan Ketua DPP PDI Perjuangan Rokhmin Dahuri.
Di forum itu, Megawati akan menjadi salah satu pembicara utama bersama mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroder, mantan PM Jepang Yukio Hatoyama, Presiden Pertama Mongolia Punsalmaagiin Ochirbat, serta beberapa tokoh penting lainnya dari Rusia, AS, dan Norwegia.