Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Melayu Dayak

Oleh: Dahlan Iskan

Sabtu, 19 Maret 2022 – 08:08 WIB
Melayu Dayak - JPNN.COM
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Jeka Reader
Judul tulisan Durian Runtuh jelas menyalahi tata bahasa, kalau maksudnya ada orang yang beruntung ketika sedang berjalan dihutan tiba tiba ada buah durian matang jatuh didekatnya. Tinggal di pungut  saja. Kalau sedang jalan jalan  kena timpa pohon Durian yang runtuh atau tumbang justru malapetaka.  Buah Durian ( Durio Zibethinus ) pertama kali di deskripsikan oleh Eberhard Rumphius, ahli Botani Jerman yang pegawai VOC di tahun 1714, ketika beliau mengamati masyarakat Ambon menangkap Musang ( Zibetto ) dengan memanfaatkan bau buah Durian. Now pohon Durian yang diyakini berasal dari Pulau  Kalimantan sudah menyebar kemana mana, tapi di Thailand tetap di sebut Tun- Turian dengan 3 jenis yang populer yaitu ; Monthong, Chenee, Kanyaw. Sedangkan di Malaysia ada jenis Musang King  dan Oh Cie Harganya sekitar Rp.300 - Rp 400 rb perbuah. Tetapi menurut Gubernur Sutarmidji dari Pontianak Durian yang paling enak didunia justru ada di desa Jemongko, Kabupaten Sanggau dan untuk menikmatinya  harus booking setahun dimuka. Akhirnya Pajak Durian Runtuh sebaiknya  diganti saja dengan Pajak Angin Surga ( Windfall Tax ) karena tidak semua suku  bangsa  senang  makan buah Durian dan Angin Surga juga tidak selalu mampir kedunia.

*) diambil dari komentar pembaca Disway.id


MELAYU dan Dayak sama kuat di Kalbar. Saat ada lelang jabatan untuk sekretaris provinsi pemenangnya suku Padang.

Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close