Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Melihat Budi Daya Mutiara secara Alami di Teluk Nara, Lombok Barat

Semakin Berkilau, Harga Bisa Rp 59 Juta Per Biji

Rabu, 04 April 2012 – 00:24 WIB
Melihat Budi Daya Mutiara secara Alami di Teluk Nara, Lombok Barat - JPNN.COM
Ceko di tempat pembudidayaan kerang mutiara di Teluk Nara, Lombok Barat. Foto : Boy Slamet/Jawa Pos
Sejatinya, ada mutiara keempat yang terkenal sangat legendaris. Namanya Akoya. Diameternya lebih kecil daripada south sea white pearl, hanya 9 mm. Sesuai namanya, mutiara itu banyak dibudidayakan di Jepang.

   

Kendati menjadi produsen terbesar mutiara putih Laut Selatan, kualitas produk Indonesia masih kalah oleh produk Australia. Menurut Ceko, mutiara Australia umumnya berdiameter lebih besar daripada mutiara Indonesia. Ukurannya bisa mencapai 13 milimeter. Selain itu, kilau mutiara Australia lebih bersinar daripada mutiara Indonesia. "Tapi, dua-duanya harganya sama mahal," kata lelaki kelahiran Napoli, Italia, 40 tahun lalu itu.

   

Mutiara yang baik harganya memang selangit. Mutiara berdiameter 18 milimeter, misalnya, dibanderol Rp 24 juta per biji. Untuk ukuran 16 milimeter dihargai Rp 18 juta, sedangkan yang 14 milimeter berharga Rp 10 juta. Tapi, yang paling dahsyat adalah mutiara jenis baroque yang dibanderol Rp 59 juta dengan ukuran 16 milimeter. Baroque termasuk jenis mutiara langka karena bentuknya yang tidak bulat sempurna.

   

Kualitas mutiara produk Autore diukur berdasar sejumlah indikator. Di antaranya, shine (kilau), surface (kemulusan permukaan), shape (bentuk), dan size (ukuran). Masing-masing tidak bisa berdiri sendiri. "Semakin berkilau, mutiara semakin mahal," katanya.

   

Mutiara dari Lombok Barat termasuk yang paling elok di Indonesia. Sebab, mutiara dari Teluk Nara dibudidayakan secara alami. Banyak investor asing

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close