Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Melukis dengan Ampas Kopi, Ditawar Rp 30 Juta, Tak Dilepas

Sabtu, 29 Desember 2018 – 10:53 WIB
Melukis dengan Ampas Kopi, Ditawar Rp 30 Juta, Tak Dilepas - JPNN.COM
Imam Subandi dan karyanya. Foto: Nur Wachid/Radar Ponorogo

Ketidakpastian sifat warna ampas kopi itu menjadi tantangan tersendiri. Menjadi pembeda ketika melukis dengan cat seperti yang biasa dia kerjakan. Sejak itu, dia menjadi pelukis ampas kopi satu-satunya di Bumi Reyog. ‘’Satu lukisan ukuran 60x40 sentimeter butuh dua-tiga hari. Tergantung tingkat kerumitan. Kalau sketsa wajah bisa hitungan jam,’’ ungkap pria kelahiran 1975 itu.

Lukisan yang dia buat biasanya berkaitan dengan cerita pewayangan. Dia kerap menggoreskan legenda suatu daerah. Agar, masyarakat semakin menghargai sejarah yang merupakan warisan leluhur. Lukisan Baru Klinthing tembus puluhan juta karena ampas kopi tidak bakal luntur dari kanvas. ‘’Dicampur dahulu dengan racikan, jadi tidak bakal luntur,’’ sambungnya.

Karya fenomenalnya mengantarkan Imam mengikuti pameran lukisan di berbagai kota besar. Mulai Surabaya, Semarang, Madiun, hingga Jogjakarta. Mengukuhkan hobi melukis yang sejatinya mulai tumbuh sejak TK. Kendati baru menekuni 2002 lalu.

Selain melukis yang terlahir dari ide dan imajinasi, Imam juga menerima pesanan. Dia juga aktif membina pemuda dan warga setempat membatik. ‘’Kenapa pengerjaan bisa lama, karena memang mencari idenya itu yang cukup lama. Sesuai dengan mood,’’ ucap suami Eka Santiani itu. (fin)

Ketidakpastian sifat warna ampas kopi itu menjadi tantangan tersendiri. Menjadi pembeda ketika melukis dengan cat yang biasa.

Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close