MEMALUKAN! Ini Cerminan Buruknya Birokrasi dan Legislator
jpnn.com - MANADO – Lembaga Dewan Kota (Dekot) Manado sempat disorot saat pelaksanaan pembahasan Laporan Kerja Pertanggungjawaban (LKPJ) 2015. Pasalnya, dalam pembahasan di Komisi A, diduga terjadi suap yang dilakukan oleh salah satu oknum camat sehingga membuat beberapa anggota berang. Hal tersebut, diduga menjadi kebiasaan dalam setiap pembahasan.
“Mungkin sudah kebiasaan. Namun baru kali itu tertangkap tangan,” kata Pengamat Pemerintahan dan Politik Gustav Undap.
Menurutnya, kejadian tersebut cerminan buruknya birokrasi dan legislatif di Manado. Apalagi masyarakat selama ini menaruh harapan besar pada kedua lembaga terhormat ini.
“Jelas tidak terpuji. Memalukan dan mencoreng. Pertama untuk si Camat. Legislator yang notabene atasannya saja berani disuap. Bayangkan saja, seberani apa dia pada masyarakat. Lagi pula, kalau kebiasaan lakukan suap, uang dari mana? Bukan tidak mungkin uang tersebut didapat dari praktik pungutan liar (Pungli) dari masyarakat,” ujarnya seperti dilansir Manado Post (JPNN Post).
Untuk para wakil rakyat, menurut Undap, sudah kehilangan eksistensi jika masih menerima gratifikasi. Padahal, anggaran sudah ditertata di setiap rapat dan pembahasan. “Coba cek sendiri. Mereka punya anggaran setiap kegiatan,” terang dosen FISIP Unsrat ini.
Wakil Ketua Dekot Richard Sualang saat dikonfirmasi mengatakan, kejadian tersebut tidak bisa dijadikan alasan jika Dekot Manado terbiasa menerima upeti. “Tidak bisa dipukul rata. Karena itu tindakan melanggar hukum dan bisa diproses. Semua anggota pasti tahu konsekuensinya,” tegasnya.
Politisi PDI-P ini juga menekankan, peristiwa tersebut seperti satu jebakan untuk Dekot.
“Kenapa kami (Dekot) yang terus disalahkan. Padahal ada oknum birokrat turut bekerja di dalamnya. Saya sudah hubungi wali kota agar memberikan pembinaan terhadap jajarannya,” pungkasnya.