Memang Tidak Ada Lagi Orang yang Sanggup Mengurusi PSSI?
Kegelisahan serupa diungkap Andie Peci dari Bonek. Menurut dia, selama Edy menjabat, prestasi tidak kunjung datang. Memang, juara AFF U-16, tapi itu level junior. Untuk level senior dari dulu sama sekali tak kunjung membaik. ”Junior sedikit lebih maju karena tidak terkontaminasi klub,” jelas pria bernama asli Andi Kristanto itu.
Menurut dia, belum ada prestasi yang bisa dibanggakan. Malah banyak masalah, mulai dari kasus tewasnya suporter hingga adanya dugaan pengaturan skor. ’’Soal pengaturan skor misalnya, ini membuktikan bahwa mafia sepak bola tidak takut pada PSSI. PSSI tidak punya intergritas, lek boso Suroboyo-ne Gak Duwe Rego,’’ katanya.
Soal tuntutan mengganti ketua umum PSSI, ada manajer Madura United Haruna Soemitro punya pendapat. ”Semua pihak yang ingin ada perubahan di PSSI atau terjadi pergantian ketua umum, hanya bisa dilakukan lewat kongres,” ujarnya. Dia menekankan harus melalui regulasi yang benar.
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono enggan berkomentar banyak terkait masalah #EdyOut. Dia justru berharap Timnas Indonesia mampu menang melawan Filipina malam nanti. ’’Pemain dan ofisial punya tekad yang sama untuk mengakhiri Piala AFF dengan kemenangan,’’ jelasnya.
Dia justru lebih ingin menyoroti terkait nasib Bima Sakti. Pria yang disapa Jokdri itu menerangkan nasib Bima dan siapa yang akan jadi pengganti bakal diputuskan pada Kongres tahunan PSSI pada 20 Januari mendatang. Di dalamnya termasuk siapa yang akan mengisi timnas untuk level junior.
Jokdri menerangkan, pada 2019, ada tiga event yang dihadapi. Yakni, Piala AFF U-20, Kualifikasi Piala AFC U-23, dan SEA Games 2019. Siapa yang akan memegang jabatan pelatih kepala bakal diputuskan pada kongres tahunan itu. ’’Siapa penggantinya? Ditunggu, ditunggu, dan ditunggu. Tidak lama kan kira-kira dua bulan lagi,’’ ucapnya.
Mengenai adanya isu pengaturan skor dalam pertandingan Liga 2 antara PS Mojokerto Putra lawan Aceh United pada 19 November lalu, pria asal Ngawi itu mengatakan bahwa belum punya bukti konkret. Karena itu, cukup sulit bagi Komdis PSSI memutuskan hukuman yang pantas bagi pelaku. (rid/nia/gil/ham)