Membaiknya Ekonomi Indonesia Tak Bisa Menahan Pelemahan Kurs Rupiah
jpnn.com, JAKARTA - Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, membaiknya data ekonomi dalam negeri ternyata tidak bisa menahan pelemahan mata uang rupiah.
Pengaruh eksternal masih sangat kuat mempengaruhi tren pasar. Yakni terkait perang dagang Amerika Serikat-China.
"Membaiknya data ekonomi dalam negeri tidak bisa menahan pelemahan mata uang rupiah, apalagi data eksternal terutama perang dagang fase satu masih belum ada kejelasan walaupun ada statement dari pejabat AS bahwa perdagangan fase satu akan ditandatangani sebelum Natal. Namun pasar masih belum percaya begitu saja," kata Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan di pasar spot Jakarta, Rabu, masih terkoreksi. Di mana, rupiah ditutup melemah 7 poin atau 0,05 di level Rp14.095 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.088 per dolar AS.
Bank Indonesia masih terus mengawasi kondisi global yang saat ini masih bergolak sehingga ada kemungkinan pada November atau Desember, BI bisa saja menurunkan suku bunga kembali sebesar 25 basis poin.
Bank sentral juga terus melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).
"Apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia bertujuan untuk menggairahkan pasar domestik yang sempat meredup," tambah Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.089 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.089 per dolar AS hingga Rp14.104 per dolar AS.