Memompa ''Bola Semangat'' yang Sedang Gembos
Jika menghitung hari libur dan hari raya, maka diperkirakan waktu efektif hanya dua bulan. Sementara waktu penyelenggaraan PON adalah 9 September sampai 20 September. “Bisa dibayangkan bagaimana proses tender dengan waktu relatif singkat itu, kami khawatirkan venues yang kami bangun tidak fungsional. Sementara sampai sekarang belum ada satupun sponsorship yang sudah pasti dan event organizer yang kami dapatkan, karena semua masih wait and see,’’ ucapnya.
Berbagai upaya untuk mencari alternatif solusi dan opsi-opsi agar PON bisa berjalan tepat waktu memang terus dicari. Terutama untuk pembangunan venues yang kini terhenti. “Dan ini sudah kita bahas dengan Bapak Presiden SBY,” Rusli menambahkan.
Salah satu opsi adalah mengefisienkan gedung-gedung yang telah dipersiapkan. Di samping juga menyusun skala prioritas agar penyelenggaraan PON tepat waktu. ’’Yang muncul, adalah PON minimalis.
Tetapi, minimalis seperti apa sampai sekarang kami juga belum menemukan formulasinya.” Selain anggaran sebagai kendala utama, Rusli juga mengakui secara psikologi unsur pemda yang terlibat dalam PON ini masih diselimuti rasa takut dan ragu-ragu.
Menurutnya, ada beberapa anggotanya yang memilih mundur karena trauma. ’’Biasanya atas desakan keluarga, istri atau anak-anaknya mereka meminta mundur dan memilih menjadi pegawai biasa-biasa saja.” Berbagai upaya dilakukan Rusli untuk memompa spirit demi menyukseskan PON tahun ini. Ibarat bola yang sudah terlanjur gembos, memompa semangat itu luar biasa rumit. “Kami memang seperti sudah dihakimi. Terutama oleh media, yang seakan terus menebar teror,” ujarnya.
Teror penyadapan telepon diakui Rusli sebagai momok menakutkan. Apalagi, dalam percakapan telepon tidak jarang terjadi percakapan sepotong-sepotong, karena sifatnya lebih banyak hanya konfirmasi atau mengingatkan. “Misalnya, dalam percakapan telepon saya mengatakan, itu perdanya kok tidak segera diteken-teken. Segeralah kita bereskan….” Percakapan seperti ini kan bisa diartikan macam-macam yang negatif.
“Percakapan-percakapan singkat dalam telepon seperti itu kan biasa. Tetapi, kalau disadap kan bisa diartikan macam-macam.” Sebenarnya Rusli tidak sendirian dalam upaya mengembalikan spirit menyukseskan penyelenggaraan PON di Riau. Tak kurang Ketua Komite Olahraga Nasional (KONI) Tono Suratman juga memastikan bahwa persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 di Riau sudah cukup memuaskan. "Dari hasil kunjungan dan laporan Pak Gubernur Riau H.M Rusli Zainal hari ini, kesiapan Riau sebagai tuan rumah PON sudah cukup memuaskan.
Tinggal bagaimana kesigapan Pemerintah Pusat saja," kata Tono beberapa waktu silam. Tono menjelaskan, dirinya bersama rombongan sudah sengaja hadir ke Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, untuk mengetahui sejauh mana kesiapan PON termasuk berbagai proyek penunjangnya. "Intinya adalah, saya hadir di sini sebagai Ketua KONI dan tim pengawas.