Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Memperkenalkan Sains Lewat Sepeda

Jumat, 02 Januari 2015 – 22:59 WIB
Memperkenalkan Sains Lewat Sepeda - JPNN.COM
HARUS SEIMBANG: Salah seorang pengunjung menjajal sepeda kabel di Taman Mini Indonesia Indah Kamis (1/1). Puji Tyas/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - Belajar bagi anak-anak mungkin akan terasa lebih menyenangkan jika dilakukan sambil bermain. Hal-hal seperti sains yang bagi kebanyakan orang terlihat rumit berubah menjadi menantang dan menyenangkan di Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Salah satunya sepeda kabel. Seperti namanya, sepeda itu berada di atas kabel yang terentang di antara dua pilar. Pengunjung bisa mencoba mengayuh sepeda tersebut tanpa perlu khawatir terjatuh. Syaratnya, berat badan pengunjung harus kurang dari 50 kilogram. Sepeda di atas kabel sebenarnya adalah alat peraga ilmu fisika tentang keseimbangan sebuah benda.

Agar seimbang, di bawah sepeda itu, ada blok besi 50 kilogram yang dihubungkan dengan pipa besi ke tromol roda. Ketika sepeda dikayuh, beban menghasilkan momentum yang besar sehingga terjadi keseimbangan antara sepeda dan beban. Karena itu, sepanjang berat pengayuh sepeda tidak lebih besar daripada beban, sepeda tetap bisa melaju di atas kawat tanpa khawatir terjatuh.

’’Momentum yang dihasilkan memang bergantung pada panjang lengan dan berat pengayuh sepeda,’’ terang staf Divisi Peragaan Pusat Peragaan IPTEK Kementerian Riset dan Dikti Ihsan Surur.

Meski sepintas terlihat menegangkan, sebenarnya menaiki sepeda di atas kawat itu sangat menyenangkan. Karena terdorong rasa penasaran, pengunjung berusia remaja biasanya antre menaiki sepeda di atas kawat tersebut.

Selain sepeda di atas kawat, kawasan wisata edukasi itu memiliki sejumlah alat peraga seru. Di antaranya, gyroextreme yang mampu berputar 360 derajat. Dengan alat peraga yang biasanya ada di taman-taman bermain tersebut, pengunjung dapat belajar tentang gaya sentrifugal dan sentripetal dalam ilmu fisika.

Ada pula klaster bunyi yang punya sejumlah alat peraga seperti tabung gosip, efek Doppler, dan kotak suara. Bagi siswa yang menyukai dunia konstruksi, di pusat peraga terdapat alat peraga Sosrobahu. Yakni, teknologi yang biasa digunakan untuk membuat jalan layang. Melalui alat peraga tersebut, pengunjung bisa belajar tentang konsep dasar gerak lurus maupun bolak-balik.

Bagi pengunjung yang menyukai dunia robotika, pusat peraga juga memiliki alat peraga interaktif prinsip dasar ilmu robotika. Di galeri itu, ada humanoid atau robot yang menyerupai manusia. ’’Kita akan terus menambah alat peraga yang sifatnya spektakuler sehingga keluarga yang datang ke sini bisa belajar sambil berwisata,’’ tutur Ihsan. (puj/noe/c23/any)

Belajar bagi anak-anak mungkin akan terasa lebih menyenangkan jika dilakukan sambil bermain. Hal-hal seperti sains yang bagi kebanyakan orang terlihat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News