Menaker Ida Minta Program dan Inovasi BLK Harus Langsung Dirasakan Masyarakat
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagekerjaan, Ida Fauziyah menegaskan, Balai Latihan Kerja (BLK) tidak boleh berada di “menara gading," tetapi harus memposisikan diri sebagai “menara air,".
Dia meminta program pelatihan dan inovasi-inovasi yang dihasilkan oleh BLK harus langsung bisa dirasakan oleh masyarakat.
"Ini penting sekali karena di sekitar kita masih banyak terdapat masyarakat yang berada di garis kemiskinan dan keterbelakangan. Ini menantang kita semua untuk ikut berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan bersama," kata Ida Fauziah saat mengunjungi BLK Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (2/4).
Menurut dia, peningkatan dan pengembangan prasarana yang telah dilakukan harus menjadi pemicu bagi BLK Banyuwangi dalam peningkatan kualitas pelayanan bagi masyarakat, peserta pelatihan, dan para stakeholders.
"Kemudahan untuk mengases informasi terkait dengan program yang ada di BLK Banyuwangi, serta peningkatan pelayanan pelatihan berbasis kompentensi harus dapat dilaksanakan dengan baik oleh BLK Banyuwangi," ujar Ida Fauziah.
Dirjen Binalattas Kemnaker Budi Hartawan mengemukakan usia BLK Banyuwangi termasuk masih muda. Pasalnya, mulai beroperasi pada September 2018.
"Beberapa bulan setelah dioperasikan, BLK Banyuwangi mampu menjalankan program pelatihan sebagai core businessnya," kata Budi.
Setelah mampu mengadakan program pelatihan, pada awal tahun 2019, BLK Banyuwangi melaksanakan program Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) mulai sebanyak 68 paket (1.088 orang). Kemudian pada 2020, jumlah pelatihan yang dilaksanakan bertambah sebanyak 239 paket (3.824 orang) dan pada 2021 direncanakan sebanyak 311 paket (4.976 orang).