Mendarat di Sungai, Bisa Dimakan Buaya
Kamis, 10 September 2009 – 10:44 WIB
”Iya agak baikan sekarang. Cuma kadang masih agak pusing, mungkin karena keluar darah cukup banyak waktu kejadian itu. Darahnya bukan lagi mengalir, tapi muncrat,” kata Erwin ketika ditemui Radar Tarakan sembari menunjukkan kepalanya yang masih dibalut perban karet elastis.
Di ruangan Seroja yang setelah direnovasi diresmikan oleh Lantamal Bitung Kolonel Laut (P) Hambar Martono pada 18 Desember 1991 itu, Erwin tidak tidur sendiri. Ia bersama copilot-nya Lettu Syaiful. “Tapi Pak Syaiful lagi jalan ke ruangan lainnya,” kata Erwin.