Mendongkrak Produktivitas Pertanian, Kementan Memonitori PAT di Tanah Laut
Pada kesempatan tersebut Bustanul menyampaikan bahwa percepatan pelaksanaan infrasutruktur saat ini sangat mendesak untuk dilaksanakan. Hal ini untuk mengantisipasi akhir September atau awal Oktober pertanaman sudah mulai dilakukan oleh petani.
"Sehingga, infrasutruktur yang dibangun dapat dimanfaatkan secara maksimal, terutama perbaikan saluran-saluran irigasi dan pintu-pintu air juga termasuk perbaikan saluran-saluran air. Hal ini dimaksudkan dalam rangka perceatan tanam, sehingga kekurangan produksi beras dapat cepat diatasi," ujar Bustanul.
Dia menekankan, perlu solusi cepat peningkatan produksi dalam jangka pendek program PAT. Genjot program UPSUS Darurat Pangan, sebagai upaya percepatan produksi beras dengan cara peningkatan indeks pertanaman (IP) dan perluasan areal tanam melalui optimasi lahan, pompanisasi dan tumpang sisip padi gogo lahan perkebunan.
"Oleh karena itu harus disukseskan program ini. Kesuksesan PAT tidak terjadi karena Kementan saja, tetapi semua pihak harus bekerja sama, bergandeng tangan, dan berkolaborasi. Mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota sampai dengan penyuluh pertanian, Babinsa dan terutama petani. Termasuk pelaksanaan infrasutruktur juga turut andil dalam mencapai kesuksesan program," kata Bustanul.
Dia menyampaikan bahwa faktor utama pengungkit peningkatan produksi pertanian adalah sumber daya manusia (SDM), selain saprodi dan kebijakan atau regulasi.
"Di tengah keterbatasan, saya berharap SDM pertanian harus kerja luar biasa untuk mengejar target. Sebaliknya jika tidak ada target maka akan biasa-biasa saja," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Tanah Laut, Faried Widyatmoko menyambut baik kehadiran rombongan Kementan dalam mendorong percepatan pelaksanaan pekerjaan infrasutruktur.
"Petani kami akan lebih termotivasi untuk melaksanakan penanaman musim berikutnya terutama menyukseskan program PAT dan peningkatan IP," ujarnya.