Mendulang Devisa Melalui Ekspor Produk Pertanian
Winarno juga menyampaikan, “Mudah-mudahan Pak Amran berkenan lanjut menjadi Menteri Pertanian periode berikutnya. Petani merasakan sekali adanya peningkatan, bagi kami petani merasa sangat terlindungi. Makanya saya menyebut pak Amran ini, Menteri pejuang yang banyak melindungi petani, dengan segala resiko dan tentunya dari keberaniannya itu pertanian menjadi maju seperti sekarang ini,” ungkap.
Data statistik BPS mencatat tingginya ekspor produk pertanian juga berdampak positif pada naiknya Produk Domestik Bruto (PDB), dibandingkan dengan 2017 PDB sektor pertanian pada 2018 tumbuh sebesar 3,7 persen, dan mampu melebihi target yang ditetapkan sebesar 3,5%. Sejak 2013-2018 PDB sektor pertanian secara konsisten menunjukkan tren positif. Berdasarkan harga konstan 2010 (BPS), pada 2013 PDB sektor pertanian sebesar Rp 847,8 triliun, dan terus meningkat masing-masing menjadi Rp 880,4 triliun pada 2014, dan Rp 906,8 triliun pada 2015. Pada 2016 dan 2017, PDB sektor pertanian kembali meningkat menjadi Rp 936,4 triliun dan Rp 969,8 triliun. Hal yang sama juga terjadi pada 2018, di mana PDB sektor pertanian meningkat menjadi Rp 1.005,4 triliun.
Salah satu faktor yang mendongkrak peningkatan PDB pertanian Indonesia adalah meningkatnya ekspor. Pada kurun waktu yang sama, peningkatan ekspor diperkirakan mencapai 9-10 juta ton. Jika pada 2013 ekspor hanya mencapai 33 juta ton, maka pada 2018 ekspor pertanian mencapai 42 juta ton. Dari sisi nilai, ekspor juga meningkat pesat. Nilai ekspor 2018 mencapai Rp 499,3 triliun, atau meningkat 29,7 persen dibandingkan 2015.
"Ada peningkatan nilai ekspor sebesar Rp 1.764 triliun pada kurun waktu 2015-2018," terang Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri.
Berdasarkan catatan BPS, Boga memaparkan neraca perdagangan hasil pertanian Indonesia pada 2018 mengalami surplus senilai US$ 10 miliar atau setara Rp 139,6 triliun. Nilai ekspor sebesar US$ 29 miliar, sedangkan nilai impor hanya US$ 19 miliar.
Kementan telah menjalankan sejumlah langkah agar ekspor pertanian semakin meningkat. Salah satunya, ekspor tidak lagi harus melewati negara transit, tapi langsung ke negara tujuan. Langkah ini diambil sehingga pemasukan negara lebih besar dan petani pun bisa langsung merasakan keuntungannya.
"Kementan meningkatkan diplomasi dengan sejumlah negara sehingga proses perizinan ekspor secara langsung bisa lebih dipermudah. Negosiasi menjadi tahapan penting karena kepentingan negeri ini harus bisa terpenuhi," tutupnya. (jpnn)